KALAMANTHANA, Penajam – Ramadan masih di akhir bulan, tapi harga sejumlah komoditas sudah mulai naik di Penajam paser Utara. Salah satunya adalah bawang putih.
Kepala Bidang Perdagangan pada Dinas Perindustian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Perindagkop) Kabupaten Penajam Paser Utara, Rusli mengakui dalam dua minggu ini terjadi kenaikan harga bawang putih. Kenaikan mencapai 10 persen sehingga harganya kini menjadi 60 ribu per kilogram. Untungnya, kenaikan harga bawang putih tak diikuti bawang merah yang masih berkisar Rp45-50 ribu.
Harga daging pun masih normal di angka 120 ribu per kg, telur pun bertahan di angka Rp40-45 ribu per piringnya. “Jadi , yang paling berimbas bawang putih mengalami kenaikan,” katanya di Penajam, Senin (8/5/2017).
Yang dikhawatirkan, menurut Rusli, adalah stok gula karena biasanya saat Ramadan paling banyak dipergunakan sesuai pengalaman tahun-tahun sebelumnya. “Jadi gula, tepung, minuman dan susu meningkat drastis permintaan masyarakat. Memang paling banyak penggunaan gula,” tambahnya.
Untuk harga cabai saat ini mencapai Rp80-90 ribu per kg. Walau sebenarnya harga standar cabai di kisaran Rp40-45 ribu, namun harga sekarang sudah turun drastis dari harga yang melonjak beberapa waktu lalu hingga di angka Rp140 ribu.
“Jadi untuk kemungkinan naik saya rasa tergantung kondisi cuaca. Namun trend naik, tapi tidak terlalu signifikan,” katanya.
Untuk mengantisipasi lonjakan harga kebutuhan pokok, pihaknya akan melakukan sosialisasi operasi pasar dan pasar murah. “Tinggal menunggu SK Bupati bersamaan pengawasannya karena kegiatan operasi pasar pasti melibatkan dinas terkait lainnya,” ujarnya.
Untuk LPG subsidi 3 kg, informasinya mengalami penurunan pasokan 10 persen dari Pertamina. Namun pihak Pertamina sendiri belum ada konfirmasi ke Disperindagkop.
“Kemarin saya turun ke lapangan, ke daerah Kelurahan Penajam, stok masih aman. Namun info beredar yang langka wilayah Petung dan Waru Babulu, belum kami survey karena keterbatasan staf,” katanya lagi.
Pihaknya akan mencoba mencari solusi bersama dengan para agen dimana letak kendalanya. Dia cukup heran dengan laporan kelangkaan, padahal untuk tahun ini kouta di PPU bertambah 56 ribu.
“Jadilah konsumen yang cerdas. Jika ingin membeli LPG 3 kg sesuai harga HET belilah di pangkalan. Jika membeli di pengecer tentunya mereka menjual di atas HET. Kalau ada pangkalan menjual di atas HET Rp20 ribu itu sudah kategori pelanggaran,” tegasnya.
Jika terjadi pelanggaran, pihaknya akan memberikan peringatan pertama hingga ketiga sebelum membuat berita acara ke Pertamina agar izin pangkalan tersebut dicabut. (adv/diskominfo-ppu/myu/hr)
Discussion about this post