KALAMANTHANA, Palangka Raya – Peristiwa pencurian berujung pembacokan terhadap anak dan istrinya melahirkan banjir simpati untuk Marcos Tuwan. Sambil menyatakan prihatin, kalangan netizen di dunia maya mendesak aparat kepolisian menuntaskan kasus ini.
Salah satu pernyataan simpati itu muncul dari Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Barito Utara, Jonio Suharto. “Kami DAD Barito Utara menyatakan sangat prihatin atas penganiayaan yang dilakukan terhadap keluarga Bpk Marcos Tuwan, Damang Pahandut Kota Palangka Raya dan memohon kepada Kepolisian RI untuk segera menangkap pelakunya dan mengungkap motif penganiayaan tsb,” tulis Jonio yang pernah mencalonkan diri jadi Bupati Barito Utara itu.
Pernyataan serupa juga disampaikan Bakti Yusuf Irwandi, Ketua KNPI Kabupaten Murung Raya. “Mohon Kapolda/Kapolres dapat segera menangkap pelakunya. Kami yakin kalian bisa,” tulisnya.
Selain berempati terhadap musibah yang dialami keluarga Damang Pahandut, Palangka Raya itu, netizen juga mengutuk kebiadaban yang dilakukan pelaku. “Saya mengutuk keras atas pelaku kejadian yg melakukan tindak pidana kepada keluarga Marcos Tuwan. 1×24 jam segera menyerahkan diri atau mati atau hidup apabila tidak menyerahkan diri,” tulis pemilik akun Frenki Halen L Limbay.
Empati secara langsung juga disampaikan Ketua DAD Kalteng, Agustiar Sabran. Dia langsung membesuk Retni Soulisa dan Albert, istri dan anak Marcos yang sedang menjalani perawatan di RSUD Doris Sylvanus, Palangka Raya.
Marcos Tuwan menegaskan, pembacokan yang dialami anak dan istrinya murni pencurian. Dia menepis dugaan peristiwa itu penyerangan yang berhubungan dengan hal lain.
“Ini murni pencurian. Pelakunya hanya satu orang dan masuk melalui jendela kamar tidur anak saya,” ujarnya. Dia mengaku, saat peristiwa itu terjadi, dirinya sedang berada di rumah.
Peristiwa itu sendiri terjadi pada Kamis (11/5) dinihari. Akibat pembacokan itu, istrinya Retri Soulisa dan anaknya Albert mengalami luka berat di bagian tangan maupun kepala. Kini keduanya dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Doris Sylvanus.
Marcos pun berkisah tentang peristiwa tersebut. Saat itu, dirinya terbangun saat mendengar teriakan Albert, anaknya yang baru berumur 13 tahun sekitar pukul 01.00 wib. Dalam kondisi setengah sadar mendengar teriakan itu, dia mendatangi kamar anaknya namun pintu seperti tertahan seseorang.
Damang Pahandut ini pun kembali ke kamarnya untuk mengambil senjata tajam. Sesaat setelah membawa senjata tajam, pintu kamar anaknya sudah terbuka dan istrinya sedang memeluk pelaku yang dikira anaknya.
“Saya sempat berupaya mengejar pelaku yang berupaya kabur dari pintu jendela sampai ke perumahan PCPR jalan Diponegoro Palangka Raya. Bahkan saya sampai berkeliling hingga di depan kantor Bappeda Kalteng, tapi tidak juga ketemu,” ucapnya. (ik)
Discussion about this post