KALAMANTHANA, Muara Teweh – Para petani karet di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, sedang dirundung kekhawatiran. Pasalnya, harga karet mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Anjloknya getah hasil perkebunan tersebut saat ini telah menyentuh titik terendah, mencapai Rp4.000 hingga Rp6.000 perkilogram. Alhasil, warga yang mayoritas berpenghasilan sebagai petani karet hanya bisa pasrah.
Warga Desa Pendreh Kecamatan Teweh Tengah, Mardi (45) mengatakan, merosotnya harga karet itu terjadi lebih dari dua pekan terakhir. Ia menyebutkan, dari harga semula yang sempat membaik Rp12.000 turun menjadi Rp 9.000 dan sekarang hanya Rp6.000 perkilogram.
“Kalau masalahnya tidak jelas, mau bagaimana lagi kalau memang segitu tetap dijual,” katanya kepada KALAMANTHANA, Kamis (11/5/2017).
Anjloknya harga karet tersebut juga dirasakan para petani di wilayah Desa Lahei Kecamatan Lahei. Namun harga itu tetap membuat para warga yang rutin menyadap karet bertahan mengeluti usahanya lantaran dianggap sebagai mata pencaharian utama.
“Di sini cuma Rp4.000 perkilogramnya. Turunnya harga karena stok di gudang masih banyak ujar pembeli karet,” ucap Siti.
Petani wanita tersebut menyebutkan pihaknya tentu tidak mengharapkan turunnya harga karet berlangsung lama. Sebab, menurut Siti, sapaan akrabnya semua barang kebutuhan dipastikan kembali tidak akan terpenuhi.
Dia berharap, harga karet bisa pulih seperti sedia kala. “Kalau bisa kayak dulu, sampai Rp18 ribu per kilogramnya, apalagi ini menjelang bulan Ramadan pengeluaran bisa lebih banyak dari biasanya,” ujarnya. (atr)
Discussion about this post