KALAMANTHANA, Muara Teweh – Aparat Polres Barito Utara terus berupaya mencari tersangka pembunuh Tapit (28) di Desa Batu Raya II, Kecamatan Gunung Timang, Barito Utara.
Tak tanggung-tanggung, keseriusan polisi itu dibuktikan dengan diturunkannya Tim Crisis Response Team (CRT) dari Polda Kalteng. Beranggotakan sembilan orang, anggota CRT ini bahu-membahu dengan aparat Satuan Reskrim Polres Barut untuk mengungkap peristiwa pembunuhan yang menghebohkan ini.
Kapolres Barut, AKBP Tato Pamungkas menyebutkan CRT sengaja diturunkan ke lokasi kejadian untuk mendukung perburuan tersangka. “Saat ini masih dalam pengejaran,” ujar Tato di Muara Teweh, Jumat (2/6/2017).
Saat ini, menurut Tato, Tim CRT bersama Satreskrim Polres Barut sedang melakukan pengembangan untuk mencari tersangka. Tim ini, menurutnya, diturunkan memang untuk mengatasi kasus-kasus menonjol.
Seperti diketahui, siapa yang menjadi pembunuh Tapit menjadi kunci yang bisa membuka kasus ini. Sebab, Tapit sendiri sebelumnya juga diduga telah menghabisi nyawa Takda (62) pada Rabu (31/5).
Kejadian itu berawal korban Tapit sekaligus tersangka yang meninggal dunia, sedang berada di kamar dengan menggunakan baju kaos dan celana pendek. Sementara seorang warga bernama Sartiyem ingin membersihkan beras ke dalam rumah milik Kepala Desa Batu Raya II, Erlik Mulus yang juga istri Kades itu ibu angkat Tapit.
Saat itu tiba-tiba Sartiyem dipeluk dari belakang oleh Tapit yang membuat Sartiyem tersinggung dan langsung menampar pelaku di bagian pipi. Sartiyem keluar dari rumah dengan memanggil istri kepala desa sambil mengatakan “Bu..Bu…Bu” dan dijawab istri Kades, jangan masuk si Tapit sedang gila.
Sartiyem kembali ke rumah miliknya namum beberapa saat kemudian dia mendengar suara istri Kades berteriak minta tolong. Mendengar suara tersebut korban Takda (penghulu adat desa Batu Raya) keluar dari rumah miliknya dan ingin membantu istri kades dengan membawa sebuah *golok.
Sartiyem merupakan menantu dari korban Takda. Dia melihat mertuanya sudah tergeletak di belakang rumah milik istri Kades dalam keadaan luka di leher dan melihat Tapit memegang sebuah golok di tangannya .
“Sartiyem tidak berani mendatangi korban dan kembali ke rumahnya sambil meminta tolong kepada pihak keluarganya yang melaporkan bahwa mertuanya Takda telah dibunuh Tapit,” kata Kasat Reskrim.
Sartiyem kembali ke tempat kejadian peristiwa (TKP) dan pelaku Tapit sudah tidak ada lagi di lokasi tersebut dan dia menolong Takda untuk dibawa ke rumahnya. Setelah kejadian tersebut pelaku melarikan diri, namun terjadi perkelahian yang mengakibatkan Tapit meninggal dunia di depan rumah Sartiyem dalam keadaan tersungkur di parit dan luka tusuk hampir di seluruh tubuh korban serta sepeda motor yang roboh. (atr)
Discussion about this post