KALAMANTHANA, Pontianak – Dalam sekejap, kisah menyentuh tentang orang sakit yang ditandu warga itu menjadi viral. Gambaran pembangunan masih sulit menyentuh kawasan di Tanah Air.
Kisah ini dari Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Kesedihan ini diunggah Selvianus Saludan dalam akun Facebook-nya. Dia berkisah tentang beratnya perjuangan bagi orang sakit di salah satu desa terpencil di Kapuas Hulu.
“Ini bukan hoax apalagi sekedar pencitraan, ini terjadi di sekitar kita. Dalam 2 minggu terakhir saya sudah menjumpai 2 kasus dimana warga yang sakit harus digotong oleh warga untuk menuju desa terdekat dan selanjutnya baru dibawa menggunakan pick up maupun mobil,” tulis pria yang kini tinggal di Putussibau, Kalimantan Barat, tersebut, Sabtu (10/6).
Dalam unggahannya tersebut, Selvianus juga menyertakan foto serta video seorang nenek yang sakit dan harus ditandu belasan kilo sebelum mencapai daerah yang bisa dilewati mobil.
Selvianus menjelaskan bahwa warga desa Bahenap harus melalui jalan yang sangat rusak sejauh 12 km untuk menuju ke wilayah yang dapat diakses kendaraan. “Secara jarak tempuh desa Bahenap tidak terlalu jauh dari desa terdekat, Kensuray. Namun jalan yang berbukit dan rusak menjadi kendala utama,” tulisnya.
“Selain itu jarak tempuh ke kecamatan kurang lebih 39 km dan ke kota kabupaten jarak tempuhnya kurang lebih 57 km. Kendala kedua adalah tidak tersedianya fasilitas Poliklinik Desa, hanya ada satu bidan.” Menurut Selvi, keberadaan desa di kawasan hutan lindung ini membuat pembangunan jalan agak sulit.
Maka dari itu, para warga desa Bahenap terpaksa menggotong warga sakit beramai-ramai atau mengangkutnya menggunakan motor yang sama-sama berisiko. Melalui postingan tersebut, Selvi ingin pemerintah memperhatikan minimnya fasilitas kesehatan dan akses jalan. Dan siapapun pasti setuju bahwa hal semacam ini tak bisa dibiarkan berlarut-larut.
“Fenomena ini hanya contoh kecil saja, masih banyak daerah-daerah lain atau desa-desa lain yang menghadapi persoalan yang sama. Luput dari perhatian orang apalagi media dan pemerintah. Ada daerah yang selalu mendapatkan bangunan dan tidak sedikit yang belum mendapatkan sama sekali. Maaf kalau ada yang merasa tersinggung, kami hanya ingin menyampaikan apa yang kami alami sebagai masyarakat yang tinggal di pedalaman,” tutup Selvianus.
Postingan ini pun menjadi viral dalam dua hari saja, saat ini tulisan Selvi telah dibagikan lebih dari seribu kali. (ik)
Discussion about this post