KALAMANTHANA, Palangka Raya – Pembangunan rel kereta api dari Kabupaten Gunung Mas menuju Katingan patutlah disebut sebagai ‘siluman’. Betapa tidak, membangun di Tanah Bumi Tambun Bungai, anggota DPRD saja masih banyak yang tidak tahu.
Salah satu yang tak tahu-menahu soal pembangunan itu adalah Sriosako. Politisi Partai Demokrat ini mengaku baru tahu pembangunan rel kereta api itu setelah bangunannya ada. Sebelum itu, dia mengaku tidak tahu.
“Jangankan masyarakat, saya saja baru tahu setelah ada bangunan fisiknya. Ini yang kita sesali,” ujar anggota Komisi A DPRD Kalteng itu di Palangka Raya, Senin (12/6).
Dia menilai, pembangunan rel kereta api ini minim sosialisasi. Dia menyesalkan soal itu. Seharusnya, sosialisasi dilakukan sehingga masyarakat sekitar mengetahui tujuan dan manfaatnya.
Politisi Partai Demokrat ini meyakini masyarakat di provinsi berjuluk Bumi Tambun Bungai ini mendukung penuh upaya pemerintah dalam mempercepat pembangunan, termasuk mengundang investor berinvestasi di Kalteng.
Hanya, lanjut dia, masyarakat harus tetap memahami tujuan dan manfaat serta dampak dari investasi tersebut bagi perekonomian, sehingga langkah untuk mendukung dan mengantisipasi dampak negatif telah dilakukan sejak jauh-jauh hari.
“Kalau memang persyaratan membangun kereta api Katingan-Gunung Mas itu telah terpenuhi, ya silakan dilanjutkan. Jika belum, ya bagaimana solusi terbaiknyalah. Tapi, kita tetap mengharapkan sosialisasi harus dilakukan sebelum membangun,” kata mantan anggota DPRD Kota Palangka Raya itu.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Kalimantan Tengah Abdul Razak mengingat sekalipun pembangunan yang akan dilakukan bertujuan baik, namun apabila tidak mematuhi atau melanggar aturan tetap berbahaya bahkan menjadi residen buruk di kemudian hari.
Peringatan ini menyikapi polemik pembangunan rel kereta api di Kabupaten Katingan dan Gunung Mas yang dibiayai investor Negara Rusia melalui PT Sinar Usaha Sejati namun belum melengkapi berbagai persyaratan.
“Program pembangunan itu ada aturan, sebaiknya ikuti aturan yang ada. Saya kira kurang pas jika dipaksakan terus berjalan pembangunan kereta api itu. Kalau memang ada kelengkapan persyaratan yang kurang, memang seharusnya dilengkapi terlebih dahulu,” kata Razak. (ik)
Discussion about this post