KALAMANTHANA, Muara Teweh – Menyikapi banjir yang sering terjadi di Sungai Bengaris, Kecamatan Teweh Tengah, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, Wakil Ketua DPRD Acep Tion menyorot rendahnya kesadaran masyarakat, karena suka membuang sampah ke sungai.
“Banjir sering terjadi karena kesadaran masyarakat membuang sampah sangat rendah. Kita masih menganggap sungai seolah-olah tempat membuang sampah yang luas dan besar. Akibatnya saat turun hujan, Sungai Bengaris langsung meluap,” ujarnya, Jumat (14/7/2017).
Menurut Acep, sampah yang dibuang ke sungai, lama-kelamaan akan menumpuk, lalu menyebabkan penyumbatan dan pendangkalan. Saat hujan turun, pemukiman penduduk di dataran rendah sekitar Sungai Bengaris langsung terendam air. Fenomena ini sudah terjadi beberapa kali, sehingga perlu segera dicari penyelesaiannya.
Acep menambahkan, kesadaran masyarakat yang berada di bantaran sungai sangat diperlukan, terutama jangan membuang sampah di sungai. Terkait ini, pemerintah juga harus menyiapkan tempat-tempat sampah yang disebar ke sejumlah titik, supaya warga mudah membuang sampah.
“Sambil menunggu upaya pemerintah mencari solusi untuk mengatasi banjir Sungai Bengaris, kita juga berharap partisipasi penuh masyarakat agar membuang sampah pada tempatnya. Jangan lagi sampah dibuang ke sungai, karena dampaknya merugikan kita semua,” kata politisi PAN ini.
Guna mengatasi banjir Sungai Bengaris, awal Juli, Bupati Barut Nadalsyah berjanji melakukan normalisasi dengan sistem penyedotan. Warga juga diminta membangun rumah minimal berjarak 10 meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai. Tetapi kenyataan di lapangan, ratusan rumah telah berdiri di bantaran Sungai Bengaris tanpa izin mendirikan bangunan (IMB). (mki)
Discussion about this post