KALAMANTHANA, Muara Teweh – Pemerhati dan praktisi pendidikan yang juga anggota DPRD Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, Tajeri memberikan perhatian ekstra serius terhadap musibah kebakaran SMPN 1 Lampeong, Kecamatan Gunung Purei.
Ketika mengetahui sekolah tersebut terbakar, Tajeri menyatakan, pemerintah harus segera merespon dengan cara membangun gedung baru untuk menggantikan tiga ruangan yang terbakar. “Harus segera ditiindaklanjuti dengan segera membangun gedung baru,” katanya kepada KALAMANTHANA, Jumat (21/7/2017) siang.
Menurut Tajeri, segera menormalisasi proses belajar-mengajar di SMPN 1 Lampeong merupakan upaya dalam jangka pendek. Sedangkan upaya jangka menengah dan jangka panjang dengan cara memperbaiki atau membangun gedung baru, sehingga para siswa di wilayah tersebut kian terjamin pendidikannya. Apalagi di Kecamatan Gunung Purei, SMPN 1 Lampeong merupakan satu-satunya sekolah setingkat SMP yang operasional. “Kita semua berkomitmen memajukan pendidikan di Barut. Kalau ada musibah seperti ini, mari kita sama-sama cepat mencari solusi, kasihan para siswa kalau sekolahnya terganggu,” ujarnya.
Seperti diberitakan, kebakaran menyebabkan tiga ruangan di SMPN 1 Lampeong habis dilalap api, terjadi Kamis (20/7) sekitar pukul 20.30 WIB. Api berkobar sekitar tiga jam, sebelum dipadamkan oleh aparat keamanan, pemerintah, dan masyarakat dengan peralatan seadanya. Akibat kebakaran, proses belajar-mengajar dihentikan sementara waktu.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Barut Masdulhaq membenarkan, terjadi kebakaran yang menyebabkan tiga ruangan ludes dilalap api, yakni satu ruang kantor kepsek, satu ruang guru, dan satu ruang kelas. “Kita prihatin, karena peralatan kantor dan berkas-berkas tidak sempat diselamatkan, termasuk ijazah tahun pelajaran 2016/2017 ikut terbakar,” ujarnya.
Menurut Masdulhaq, Disdik Barut segera menurunkan tim ke Lampeong untuk mengecek dan mendata bangunan, peralatan, dan berkas yang musnah terbakar. Tim Disdik diberangkatkan ke Lampeong Jumat siang. “Kita berupaya meminimalisir dampak kebakaran, terutama menjaga proses belajar mengajar tetap berjalan,” katanya.
Sedangkan Kapolsek Gunung Purei Iptu Paruhum Harahap mengatakan, api mulai berkobar sekitar pukul 20.45 WIB dan terus melalap tiga ruangan selama tiga jam. Api berhasil dipadamkan pukul 23.30 WIB. “Penyebab kebakaran belum diketahui, karena kami menggelar penyelidikan,” ujarnya melalui telepon genggam.
Guna kepentingan penyelidikan, lanjutnya, Polsek Gunung sedang memeriksa empat orang saksi. Kapolsek tak merinci siapa saja nama saksi yang sudah dipanggil dan diperiksa. Adapun kerugian akibat kebakaran ditaksir mencapai Rp300 juta. (mki)
Discussion about this post