KALAMANTHANA, Muara Teweh – Para pemalak (peminta uang dengan alasan tertentu) marak beraksi di jalan lintasan bandara baru Muara Teweh, Desa Trinsing, Kecamatan Teweh Selatan, Barito Utara, Kalimantan Tengah. Mereka meminta uang kepada para pengendara sepeda motor yang melintas di jalan tersebut.
Kawanan pemalak berjumlah sekitar tujuh orang itu selalu membawa senjata tajam di pinggang. Mereka membuka semacam pos penjagaan, lebih terkenal dengan istilah portal di jalan dekat bandara. Jalan ini menghubungkan jalur dari Muara Teweh dan beberapa desa di Kecamatan Teweh Selatan dan Teweh Baru menuju ke Maranen, Desa Bukit Sawit atau juga ke PT Antang Ganda Utama.
Para pemakai jalan berasal dari berbagai kalangan, baik warga biasa, ASN, maupun karyawan perusahaan. Pengguna roda dua memilih jalan pintas tersebut, karena lebih dekat dibandingkan harus memutar dari Trinsing dan Km 18 jalan negara Muara Teweh-Banjarmasin.
Salah satu warga yang dipalak, Erni, mengaku, aksi pemasangan portal sudah berlangsung sejak usai lebaran. Para pelintas tidak dipatok harus mengeluarkan dana dalam jumlah tertentu, tetapi setiap kali melewati lokasi tersebut harus membayar biaya portal. “Para pelakunya warga Trinsing. Kita harus membayar secara sukarela. Itu terjadi setiap pergi dan pulang (pp),” ujarnya.
Pengakuan serupa disampaikan warga bernama Dayat, bahwa setiap melintas di jalan dekat bandara, para pengendara sepeda motor wajib membayar portal. “Saya sampai bosan, portal hari ini, pp-nya harus bayar. Kalau setiap hari begini, habis separoh dari gaji sebulan untuk bayar portal,” katanya melukiskan aksi para pemalak yang beringas memungut retribusi liar. (mki/atr)
Discussion about this post