KALAMANTHANA, Singkawang – Sulit bagi H Ruslan Karim menyembunyikan rasa marahnya. Tiba-tiba saja, Masjid Raya Singkawang, Kalimantan Barat, di mana dirinya jadi salah seorang pengurus, dikabarkan hendak dijual di sebuah akun media sosial facebook.
Ruslan menegaskan pihaknya tidak pernah mau menjual masjid tersebut. “Sepertinya ada pihak-pihak yang ingin memancing umat Islam supaya menjadi terganggu,” kata Ruslan.
Maka, dia pun meminta pihak berwajib, dalam hal ini kepolisian, untuk bergerak cepat menindaklanjuti hal tersebut. “Paling tidak polisi bisa mempertanyakan kepada yang bersangkutan apa kira-kira motif dan misinya seperti itu,” tuturnya.
Benar tidaknya postingan itu, Ruslan menilai jika itu merupakan pelecehan agama. Seolah-olah masjid yang menjadikan kebanggaan umat Islam di Kota Singkawang mau dijual dengan harga yang sangat murah.
“Wajib hukumnya kita marah kalau kita menemukan postingan seperti itu,” ungkapnya.
Tapi, dia mencoba meredam kemarahannya. Karena Indonesia merupakan negara hukum, maka biarkan hukum yang menyelesaikannya. “Kita serahkan kepada hukum untuk menyelesaikannya,” pintanya.
Persoalan ini memang sudah mulai ditangani Polres Singkawang. Kapolres Singkawang, AKBP Sandi Alfadien Mustofa menyatakan pihaknya melakukan penyelidikan terhadap pemilik akun yang memposting ingin menjual Masjid Raya Singkawang itu.
“Kita masih melakukan penyelidikan dan anggota lagi mengumpulkan data-data soal postingan yang dimaksud,” kata Sandi di Singkawang, Minggu (13/8/2017), seperti dilansir Antara.
Dia meminta warga untuk mempercayakan hal ini kepada aparat kepolisian dan tak main hakim sendiri. Terlebih, aparat sudah mulai menangani persoalan ini.
Dia menyebutkan, berdasarkan pengakuan pengguna, sang pemilik akun menyatakan akunnya dibajak orang tak bertanggung jawab.
Akun dimaksud atas nama Hengky Khimbie. Postingannya itu dimuat di sebuah grup Singkawang Informasi. “Dijual tak dpakai lagi. Nego,” katanya.
Masjid Raya Singkawang sendiri memiliki sejarah panjang. Informasinya, masjid ini dibangun pertama kali pada sekitar 1885 oleh Kapitan Bawasahib Marican. Sang pembangun adalah pedagang asal India yang memilih menetap di Singkawang, meninggal dan dimakamkan di kota tersebut.
Masjid ini pernah terbakar sekitar tahun 1927. Tapi, sekitar 10 tahun kemudian, masjid ini dibangun kembali. (ik)
Discussion about this post