KALAMANTHANA, Penajam – Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Yusran Aspar merasa lega dengan kesepakatan desain jembatan menggunakan dua pylon (tiang) yang diambil pada pertemuan pembahasan pembangunan Jembatan Tol Teluk Balikpapan, akhir pekan lalu.
Menurutnya, dengan desain dua pylon tesebut, selain biaya menjadi lebih murah, juga menjadikan tarif masuk menuju pelabuhan bisa ditekan.
“Keputusan untuk penentuan tarif dasar memang ditentukan oleh pusat. Tapi kita berharap semoga tarif yang ditentukan tidak melebihi yang kita harapkan, antara Rp200 ribu bagi bagi kendaraan roda empat dan Rp15 ribu bagi kendaraan roda dua. Kita juga masih menunggu kepastian lalu lintas harian rata-rata (LHR) sehingga dapat diperkirakan tarif serendah mungkin,” katanya.
Dirinya mengaku setuju dengan desain dua pylon mengingat biaya konstruksi akan menjadi jauh lebih murah dan terjangkau. Pihaknya sejak awal memang menginginkan pembiayaan Tol Teluk Balikpapan dapat ditekan seminimal mungkin. Alasannya agar beban kepada pengguna jalan tol bisa murah yang sebelumnya sempat diberitakan bahwa desain jembatan akan menggunakan empat pylon.
“Saat itu anggota Dewan bahkan sempat terkejut dengan estimasi tarif jembatan Tol Teluk Balikpapan yang dapat mencapai Rp 350 ribu dengan empat pylon. Mereka berpikir itu terlalu mahal dan tidak masuk akal. Mereka berharap kalau bisa semurah mungkin, jadi kami setuju dengan desain dua pylon,” katanya.
Seperti diketahui sebelumnya dengan rencana menggunakan desain dua pylon, simulasi tarif masuk jembatan Tol teluk Balikpapan sebesar Rp250 ribu untuk mobil dan Rp25 ribu untuk roda dua atau motor. Sementara masa konsesi jembatan sendiri selama 40 tahun. Meski begitu, willingness to pay (WTP) atau keinginan dan kemampuan masyarakat untuk masuk tol cukup tinggi. Selain lebih murah dari transportasi laut yang ada, melalui jembatan akan menghemat waktu tempuh perjalanan.
“Yang jelas nilai positif pembangunan jembatan tol teluk Balikpapan ini sangat tinggi bagi kesejahteraan masyarakat baik PPU, Balikpapan maupun Kalimantan pada umumnya. Kami berharap pelaksanaan groundbreaking jembatan tol teluk Balikpapan ini tetap sesuai rencana awal yaitu di tahun 2017 ini,” harapnya.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak mengatakan bahwa LHR bukan lagi masalah yang besar. Sebap sudah banyak contoh pembangunan insfrastruktur di negara lain tak lagi memikirkan LHR. Misalnya Tiongkok saat membangun Tol dan Bandara tidak ambil pusing tentang kajian LHR.
“Yang penting tercipta dulu insfrastrukturnya. Saya yakin jembatan ini akan akan laku karena masyarakat PPU, Paser bahkan hingga Kalsel akan berbondong-bondong ke sini karena aksesnya sudah mudah,” kata Awang Faroek.
Dalam rapat tersebut, Awang juga menegaskan Jembatan Tol Balikpapan-PPU tetap menggunakan 2 pylon sesuai desain awal. Penggunaan dua pylon pada jembatan dengan panjang 5,4 kilometer ini akan memangkas biaya konstruksi yang semula menelan biaya Rp9,4 triliun jika menggunakan 4 pylon.
“Kami tetap minta dua pylon dan anggarannya berkurang menjadi Rp8,4 triliun. Hasil kajian konsultan itu memungkinkan. Jadi saya rasa tidak akan ada masalah lagi dan rencana ini sudah final,” tegasnya.
Awang juga menegaskan desain dua pylon tidak akan mengganggu alur kapal ke Pelabuhan Semayang maupun Pelabuhan Kariangau. Hal ini juga seperti diungkapkan Team Leader Basic Desain Jembatan Tol Balikpapan dari PT LAPI Ganeshatama ITB bahwa desain dua pylon masih sangat memungkinan untuk dilintasi oleh kapal yang menuju Semayang dan Kariangau.
Dia memperkirakan, jika jembatan menggunakan desain dua pylon anggaran yang digunakan sebesar Rp8,4 triliun. Biaya tersebut lebih murah jika menggunakan kontruksi empat pylon yang mencapai Rp9,4 triliun lebih.
“Oleh karena itu kami tetap minta dua pylon dan sesuai kajian dari konsultan memang telah meyakinkan. Jadi saya rasa tidak akan ada masalah lagi dan ini sudah final. Presiden pun sejak awal telah mendukung progres pembangunan jembatan ini. Oleh karena itu, jika menemui persoalan dilapangan minta segera laporkan kepadanya. Semoga November sudah bisa groundbreaking,” kata Awang. (adv/humas-ppu/hr)
Discussion about this post