KALAMANTHANA, Sampit – Kabupaten Kotawaringin Timur membutuhkan sarana Mandi Cuci Kakus (MCK). Minimnya fasilitas MCK di sejumlah wilayah yang dipimpin Bupati Supian Hadi ini membuat banyak warga mengalirkan sanitasinya langsung ke aliran Sungai Mentaya.
Kondisi itu kalau terus berjalan dikhawatirkan berdampak pada buruknya kesehatan sungai dan tentunya akan berpengaruh pada kesehatan masyarakat. “Masih banyaknya MCK apung atau jamban di pinggir sungai juga berpengaruh terhadap penilaian Adipura. Makanya harapan kami MCK apung ini secara bertahap bisa disiapkan solusinya. Salah satunya dengan penyediaan MCK komunal,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kotim, Sanggul Lumban Gaol, Kamis (24/8/2017).
Menurutnya, kebutuhan sarana MCK komunal yang dapat dimanfaatkan secara bersama-sama oleh masyarakat cukup tinggi. Sehingga ini bisa diprogramkan oleh instansi terkait, termasuk pemerintah kecamatan dan kelurahan/desa.
“Kalau MCK komunal dibangun, ini juga akan mengantisipasi timbulnya kawasan kumuh,” ucap dia.
Ia juga mengakui kebutuhan akan sanitasi lingkungan hingga saat ini terus bertambah seiring dengan naiknya jumlah penduduk dan bertambahnya pemukiman masyarakat.
“Memang ketika kebutuhan MCK bagi masyarakat kurang mampu belum terpenuhi dengan baik, akan memacu tumbuhnya kawasan-kawasan kumuh yang ada di perkotaan dan ini menggangu untuk keindahan kota,” ujar dia.
Saat ini diperkirakan masih ada sekitar 40% penduduk yang suka BAB sembarangan seperti di sungai, kebun, atau tempat lainnya. Selain karena belum tersedianya MCK, faktor lain yang menyebabkan masih banyaknya warga BAB sembarangan akibat kurangnya pemahaman tentang kesehatan, kebiasaan, dan lainnya.
Meski begitu, Pemkab Kotim saat ini bertekad untuk mengurangi jamban apung di sepanjang sungai yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur. Supaya masyarakat tidak lagi buang air besar di sungai.
“Bupati sangat serius ingin menghilangkan jamban saat ini,” ujarnya.
Sementara itu adanya keinginan MCK di bantaran Sungai Mentaya untuk dihapuskan didukung Komisi II DPRD Kotim. “Kami sangat mendukung dan itu demi kesehatan warga masyarakat, khususnya yang berada di pinggiran Sungai Mentaya karena setiap saat menggunakan air sungai,” ucap Rudianur Ketua Komisi II.
Menurutnya ini akan menjadi penilaian positif bagi Kotim yang bisa mendapatkan kembali Piala Adipura. “Kami respon positif ini akan menjadi Kotim untuk meraih Adipura,” ucapnya. (joe).
Discussion about this post