KALAMANTHANA, Tana Paser – Tingginya kasus penyakit malaria di Kecamatan Muara Komam dengan persentase mencapai 1 per 1000 jiwa dari penduduk di Kabupaten Paser lebih dari 340 ribu jiwa yang tersebar di 10 kecamatan.
“Ini tertinggi penyakit malaria di Kecamatan Muara Komam,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Paser I Dewa Made Sudarsana, saat berlangsung pertemuan lintas sektor dalam rangka peningkatan cakupan imunisasi dan eliminasi malaria. Pertemuan ini berlangsung di Ruang Sadurasngas, Kamis (31/8/2017) dibuka Wakil Bupati Paser Mardikansyah.
Menurut Dewa, Muara Komam menjadi daerah dengan endemi malaria karena merupakan perbatasan dan mobilitas penduduk sangat tinggi. “Muara Komam adalah lintasan utama yang berbatasan dengan provinsi Kalimantan Selatan,” lanjut Dewa kepada narasumber dari Kementerian Kesehatan RI.
Ada tiga narasumber pada pertemuan ini, yaitu Syafriyal pejabat fungsional Epidemiologi Ahli Subdit Iminisasi, dan Dewa Made Angga Wisnawa Kasi Pencegahan Subdit Malaria dari Kementerian Kesehatan Jakarta. Dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur ada Harsono yang menjabat Kabid P2P dan Muhdin pada MPPM Global Fun.
Sementara itu, Wakil Bupati Paser Mardikansyah menyampaikan bahwa penyakit malaria dapat menyerang dari sisi lingkungan yang kurang dari kebersihan. “Pada tanaman rimbun sangat rentan terhadap sarang nyamuk,” ungkapnya.
Ia mengeluh kalau penyakit malaria bisa berdampak hingga satu bulan menderita. “Waktunya sangat lama, yang menderita sakit malaria bisa satu bulan. Apalagi kalau matahari terbit pagi hari, badan terasa menggigil,” katanya.
Menurut Mardikansyah, pada masa kecilnya dulu di Grogot banyak yang menderita penyakit malaria. Dia pun heran karena sampai separuh abad berjalan penyakit yang sama masih ada di Paser. (hr)
Discussion about this post