KALAMATHANA, Pontianak – Dari Suwarno data-data ini terpapar. Menurut dia, di Kalimantan Barat (Kalbar), ada 11 kabupaten/kota yang berpotensi banjir dan longsor.
“Untuk September ini, 11 kabupaten yang ada di Kalbar, berpeluang terjadinya banjir dan tanah longsor, jika disertai curah hujan di atas normal,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Pengendalian Bencana Daerah (BPBD) Kalbar itu.
Menurut dia, data itu diterima BPBD Kalbar setiap bulan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
Wilayah yang berpotensi kemungkinan banjir dan longsor itu masing-masing Kota Singkawang, Kabupaten Bengkayang, Kapuas Hulu, Kayong Utara Ketapang, Landak, Melawi, Mempawah, Sambas, Sanggau dan Sintang.
“Ada dua kategori potensi gerakan tanah, di antaranya menengah dan tingkat tinggi. Untuk menengah diartikan terjadi gerakan tanah ini jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan,” tuturnya.
Untuk gerakan tinggi, kata dia, terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal dan gerakan tanah lama dapat aktif kembali. Terkait hal itu, pihaknya telah meneruskan data tersebut kepada BPBD di kabupaten/kota terkait. Dengan harapan, BPBD kabupaten/kota bisa melakukan antisipasi dan mensosialisasikan ke masyarakat untuk potensi tersebut.
Dia menambahkan, data yang diterima itu menjadi informasi penting karena berkaitan dengan hujan yang bisa menyebabkan banjir. Seperti yang diketahui dalam beberapa pekan terakhir beberapa daerah di Kalbar terserang banjir.
“Data ini berlaku selama satu bulan. Data ini kami sampaikan ke kabupaten/kota agar siap siaga. Sebab penanganan utama bencana itu ada di tangan kabupaten/kota, jika tidak mampu baru provinsi dan jika provinsi tak mampu baru minta bantuan ke pusat,” katanya.
Discussion about this post