KALAMANTHANA, Samarinda – Borneo FC meradang. Mereka menuding ada kepentingan tertentu di balik hukuman Komisi Disiplin PT LIB yang melarang Pesut Etam empat kali main kandang di Stadion Segiri, Samarinda.
Sanksi itu dianggap berat lantaran, pertandingan Borneo FC lawan Bali United yang menjadi dasar komdis mengeluarkan hukuman faktanya tidak ada kericuhan saat pertandingan, apalagi sampai menghilangkan nyawa seseorang.
Manajer Borneo FC, Farid Abubakar menilai hukuman untuk timnya ini sangat tidak adil. Hal ini berkaca dari hukuman yang diterima Persib Bandung saat meninggalnya bobotoh beberapa waktu lalu.
“Lantas bagaimana dengan Persib, kenapa Persib kemarin diberikan sanksi tanpa penonton akhirnya malah dbolehkan dengan penonton tanpa atribut. Ini tidak adil dan saya menilai ada sesuatu di balik ini semua,” tegas Farid di Samarinda, Kamis (14/9/2017).
Disinggung, adanya oknum ofisial Borneo FC yang duduga melakukan intimidasi, Farid menilai manusiawi. Menurutnya tindakan tersebut sebagai refleks dari ketidakpuasan ofisial terhadap kepemimpinan wasit asal Kyrgyzstan pada laga melawan Bali United.
Tak hanya soal beratnya sanksi, hukuman itu juga merugikan Borneo FC karena dinilai terlalu cepat. Bahkan, Komisi Disiplin menjatuhkannya sebelum adanya klarifikasi dari manajemen.
Tak kalah brutalnya adalah keputusan itu lahir hanya dua hari menjelang pertandingan kandang Borneo FC lawan Persib Bandung. Padahal, pihaknya sudah menyiapkan pertandingan tersebut yang sedianya dilangsungkan pada Sabtu (16/9). “Bayangkan, H-2 jelang laga melawan Persib, kita kena sanksi,” katanya.
Apalagi Komdis mengklaim telah menemukan bukti intimidasi yang dilakukan ofisial Borneo FC terhadap perangkat pertandingan. “Segala keputusan Komisi Disiplin yang ditujukan kepada klub informasi di dalamnya bukan untuk konsumsi publik. Tapi ini beda. Makanya kami akan banding,” katanya. (ik)
Discussion about this post