KALAMANTHANA, Penajam – Sudah dua hari berlalu, pihak Kepolisian Resor Penajam Paser Utara belum bisa memastikan penyebab kematian Saing. Otopsi yang dilakukan tak membuahkan hasil memuaskan. Akibatnya, kematian pria berusia 51 tahun itu hingga kini masih misterius.
Saing, sebagaimana diketahui, ditemukan dalam kondisi meninggal di Kelurahan Waru, Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara, Sabtu (16/9) sore. Saat ditemukan, kondisi jasadnya sudah membusuk.
Saat itu beragam spekulasi bermunculan. Ada yang menduga kemungkinan jasad yang tak lagi utuh itu sudah dimakan binatang (biawak). Kematian Saing diperhitungkan sudah terjadi lima hari sebelum jasadnya ditemukan.
Sampai saat ini, penemuan jasad di perkebunan kelapa itu masih menyisakan misteri. Sejumlah kejanggalan, dari pemeriksaan sementara aparat kepolisian, muncul. Kejanggalan itu antara lain posisi jasad ditemukan terbaring tak biasanya. Selain itu, ada pula senjata tajam yang muncul dari bawah kaki kanan yang terlipat. Munculnya bekas goresan yang diduga akibat seretan di tanah menambah keganjilan-keganjilan yang muncul.
Tak hanya itu, otopsi yang sudah dilakukan belum memunculkan titik terang penyebab kematian Saing. “Otopsi sudah dilakukan terhadap jasad Saing, tapi kami belum dapat menyimpulkan penyebab kematiannya,” ujar Kapolres Penajam Paser Utara, AKBP Teddy Rystiawan di Penajam, Senin (18/9/2017).
Otopsi terhadap jasad Saing dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Kanujoso Djatiwibowo, Balikpapan. Otopsi tak membuahkan hasil sesuai harapan karena banyak bagian tubuh yang hilang, diduga dimakan binatang buas.
Tak hanya itu, olah tempat kejadian perkara (TKP) juga minim petunjuk. Sebab, nyaris tak ada barang bukti yang bisa memberi petunjuk penyebab kematian Saing yang ditemukan berseberangan dengan Masjid Darul Aman itu.
Menurut Kettu warga yang rumahnya selama ini ditempati almarhum, atau biasa dipanggil warga sekitar Daeng, Saing sejak Selasa sudah hilang. “Jadi sudah sekitar lima hari mayatnya baru ditemukan. Dia tinggal dengan saya di RT 21 Tunan,” ujar Kettu.
Menurut Kettu, yang pertama kali menemukan adalah putranya sendiri, Ilau, sekitar pukul 14.30 Wita. Saing disebutkan mempunyai riwayat penyakit asma sejak delapan tahun yang lalu. (myu/lrd)
Discussion about this post