KALAMANTHANA,Muara Teweh – Hingga kini, penemuan jasad Ambar Supriadi (37) masih jadi pembicaraan warga Lahei, Barito Utara. Lalu, apa sih sesungguhnya penyebab kematian karyawan PT Buma itu?
Polres Barito Utara sudah melakukan penyelidikan sementara. Kesimpulan awal, tak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan sebagai penyebab kematian.
Kapolres Barito Utara AKBP Tato Pamungkas menyampaikan melalui Kasat Reskrim AKP Benito Herleandra bahwa hasil penyidikan yang telah dilakukan sampai saat ini tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh Ambar.
“Menurut hasil visum sementara tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban,” ujar Benitodi Muara Teweh, Rabu (11/10/2017).
Penemuan mayat Ambar terjadi pada Selasa (10/10/2017) sekitar pukul 09.30 WIB. Penemuan ini tentu saja membuat heboh masyarakat setempat.
Adapun yang pertama kali melihat mayat terapung itu adalah Lisin. Dialah yang langsung memberitahukan kepada temannya, Jepirgo, Darmadi, dan Nurhayati, untuk melakukan pertolongan, sebelum menyampaikan ke pihak yang berwajib.
Kapolsek Lahei AKP Fry Mayedi membenarkan temuan mayat tersebut. Kronologis ditemukannya mayat mengapung itu oleh masyarakat Muara Pari yang ketika itu sedang melintas di perairan sungai.
“Saat ini mayat sudah dibawa ke Muara Teweh untuk dilakukan visum. Belum diketahui penyebab kematian dan juga sejak kapan korban tenggelam. Kami masih menunggu hasil visum,” ujar Fry Mayedi kepada wartawan.
Tindakan yang dilakukan pihaknya, terang Kapolsek, adalah menerima laporan, membuatkan LP, meminta VER dan meminta keterangan para saksi.
Identitas korban, selain diketahui bekerja di PT Buma, kontraktor PT Ophir, beralamat do Desa Polo Camba, Kecamatan Pangale, Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat. (atr)
Discussion about this post