KALAMANTHANA, Muara Teweh – Arus bawah PDI Perjuangan menginginkan kader si Moncong Putih yang diusung di Pilkada Barito Utara mendatang. Apa kata Ketua DPC PDIP Barito Utara, Ompie Herby?
“Saya tidak mengetahuinya. Di alam demokrasi saat ini, silakan saja aspirasi berkembang. Tetapi, PDI Perjuangan sudah punya aturan yang jelas tentang penjaringan sampai dengan penetapan calon. Aturan itu yang harus dipatuhi semua organ partai tanpa kecuali,” katanya kepada KALAMANTHANA di Muara Teweh, Sabtu (14/10/2017).
Seperti diketahui, aspirasi yang mulai tumbuh dikalangan sembilan Pengurus Anak Cabang (PAC) PDIP se-Kabupaten Barut, menginginkan standar normatif bahwa PDI Perjuangan harus mengusung kadernya sendiri. Karena PDI Perjuangan berbekal enam kursi di DPRD punya modal politik lebih dari cukup untuk menentukan calon sendiri. Satu-satunya kader PDIP yang muncul adalah Taufik Nugraha.
Ompie sendiri membenarkan tiga nama telah menjalani fit and proper test di DPP PDI Perjuangan untuk bakal calon bupati. Sedangkan dua lainnya menjalani tes serupa untuk posisi bakal calon wakil bupati.
“Saya tidak bisa berkomentar lebih jauh dari itu, karena semuanya menjadi wewenang DPP PDI Perjuangan. Yang jelas, dinamika politik masih terus berjalan,” tambahnya.
Adapun tiga nama yang jadi bakal calon bupati itu, menurut sumber KALAMANTHANA, adalah Nadalsyah (bupati petahana), Tajeri (anggota DPRD Barito Utara), dan Taufik Nugraha (anggota DPRD Barito Utara).
Siapa yang akan menjadi calon PDI Perjuangan? Ketiga nama tersebut punya sisi plus-minus bagi parpol pemenang pemilu di Barut itu. Nadalsyah sisi plusnya didukung dengan sumber daya politik yang sangat mumpuni. Sisi minusnya, dia kelihatan bersikeras membawa calon pasangan wabupnya sendiri yang berasal dari luar parpol.
Sementara Tajeri sisi plusnya dapat menggabungkan kekuatan koalisi raksasa dengan membawa Gerindra dan beberapa parpol lain yang sudah didekatinya untuk bersatu dengan PDI Perjuangan, sehingga menggetarkan nyali calon lawannya. Minusnya, Tajeri masih harus bekerja keras meyakinkan PDI Perjuangan bahwa dialah calon bupati yang paling tokcer, karena dia berasal dari luar kandang banteng.
Sedangkan Taufik Nugraha sisi plusnya adalah keuntungan alamiah politik yang dimilikinya sebagai kader banteng, sehingga tidak perlu terlalu repot meyakinkan para pemilih fanatik dan pengambil keputusan di DPP PDI Perjuangan. Sisi minusnya, dia harus mencari pasangan yang pas dengan stok terbatas, karena dua bakal calon wakil bupati juga berasal dari parpol yang sama dengan dirinya. (mki)
Discussion about this post