KALAMANTHANA, Penajam – Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM melakukan sosialisasi rencana pemasangan 5.000 sambungan rumah gas bumi di hadapan Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan jajarannya di Ruang Rapat Sekda Kantor Bupati PPU, Selasa (24/10/2017).
Hal ini diungkapkan oleh Kasubdit Pelaksanaan Pembangunan dan Pengawasan Infrastruktur Migas, Dirjen Migas Kementerian ESDM Ahmad Wahyu Wardhono. “Sesuai keinginan Bupati yang disampaikan melalui surat kepada kami, dalam hal ini Dirjen Migas Kementerian ESDM, saat ini kami sedang menyusun Front End Engineering Design (FEED), dan tahun depan diusulkan untuk dikonstruksi sebanyak 5.000 sambungan rumah,” ujar Wahyu.
Dia menyebutkan saat ini mereka masih dalam tahapan survei untuk menentukan lokasi sumber gas bumi. Mereka berharap pemerintah daerah dapat memfasilitasi proses survei yang mereka laksanakan. Survei ini dilaksanakan bekerja sama dengan PT Azevedopratama Consultants dan PT. PGN (Persero), Tbk.
Hal ini disambut baik oleh Sekda PPU, Tohar. “Saya menyampaikan terima kasih kepada Pak Wahyu beserta jajarannya yang telah bersedia merespon usulan kami dalam kaitannya dengan keinginan kita dalam rangka meringankan beban masyarakat berkenaan dengan jaringan gas kota,” ujarnya.
Tohar berharap adanya kontribusi yang aktif, positif, dan partisipatif dari unsur pemerintah, baik dalam rangka proses perizinan, maupun sosialisasi kepada masyarakat. “Apa yang bisa kita lakukan, maka lakukanlah baik dalam hal proses perizinan maupun tindak lanjut sosialisasi kepada masyrakat. Betapa pentingnya persepsi masyarakat dalam suksesnya program ini. Saya menganggap ini adalah kunci utama, karena masyarakat adalah customer kita,” tegas Tohar.
Lebih lanjut Tohar mengungkapkan terkait lokasi, targetnya adalah 5.000 sambungan, namun hal ini masih akan disesuaikan dengan alokasi pembiayaan yang ada. “Kita masih menunggu hasil survei, untuk sementara ini gambaran kasar rencana pembangunan jaringan pipa ini di mulai dari Penajam, Gunung Steleng, Nenang, Nipah-Nipah, dan Sungai Parit,” jelas Tohar.
Gas bumi yang disalurkan ke rumah tangga nantinya adalah gas bumi yang diperoleh dari kegiatan penambangan gas dan dialirkan melalui pipa ke rumah warga. Program pembangunan jaringan pipa gas bumi ini layak menjadi alternatif pemakaian energi pengganti elpiji dan minyak tanah karena lebih hemat sampai 40 persen apabila dibandingkan dengan menggunakan tabung elpiji. Keuntungan yang lain adalah masyarakat tidak perlu takut kehabisan gas saat memasak, tidak perlu repot mengangkat tabung elpiji, selain itu yang terpenting adalah masyarakat tidak dipungut biaya sama sekali untuk pemasangannya, serta secara teknis lebih aman karena merupakan gas alam yang apabila bocor akan naik keatas karena mempunyai tekanan lebih ringan daripada udara (adv/humas9/hr)
Discussion about this post