KALAMANTHANA, Penajam – Dwi Ramadhan Vradiva, pelajar SMP 13 Penajam Paser Utara, sudah pergi untuk selamanya. Dia menyudahi hidup dengan gantung diri. Kapolres PPU, AKBP Teddy Ristiawan ikut mengantar jenazah, bahkan mengangkat keranda korban.
Kapolres Teddy Ristiawan menyebutkan keikutsertaannya mengantarkan jenazah adalah bentuk tugas kepolisian di bidang sosial. Polisi tak hanya bertugas menangani kriminalitas, tapi juga tak bisa menyembunyikan fungsi sosial kemasyarakatannya.
Teddy mengatakan pekerjaan polisi yang berada di tengah-tengah masyarakat yang utama adalah menyampaikan imbauan-imbauan sebagai langkah pencegahan terhadap terjadinya perbuatan yang melanggar hukum. Namun sebagai makhluk sosial, polisi pun memiliki kewajiban sosial kepada masyarakat sekitar. Teddy pun membantu keluarga almarhum mengangkat keranda jenazah menuju mobil ambulans untuk disalatkan di masjid terdekat.
Kapolsek Waru AKP Agung Nursapto mengatakan sebagai manusia yang hidup bertetangga dengan lingkungan masyarakat sekitar, sudah menjadi panggilan jiwa untuk saling membantu ketika tetangga atau warga yang lain mengalami musibah. Dia berharap tindakan Kapolres bisa jadi contoh bagi personil jajaran Polsek Waru.
Dwi Ramadhan Vradiva, seperti diketahui, tewas setelah gantung diri di pohon mangga di Jalan Cendana, Desa Bangun Mulya, Rabu (25/10/2017). Dia ditemukan warga tergantung pada sekitar pukul 06.00 Wita.
Temuan tubuh Dwi yang tergantung itu, tak pelak, mengejutkan warga. Sebagian warga menghentikan aktivitasnya di pagi hari itu untuk mengetahui apa yang terjadi. Terlebih, tubuh tergantung itu ditemukan sekitar pukul 06.00 Wita, saat sebagian warga belum menuju ke tempat kerja masing-masing.
Seorang tetangga korban yang enggan disebutkan namanya, mengatakan tubuh Dwi (14) ditemukan pagi hari. Dwi yang selama ini bersekolah di SMPN 13 Waru ditemukan dalam keadaan gantung diri di pohon mangga di pemukiman masyarakat di Jalan Cendana, Bangun Mulya itu.
Salah seorang ketua RT di Desa Bangun Mulya menambahkan, Dwi adalah remaja kelahiran 17 November 2003. Dia merupakan anak pertama dari Hariono. Selama ini, Dwi dikenal sebagai sosok yang pendiam.
Saat ini jenazah sudah dievakuasi dan divisum di Puskesmas Waru. Jenazah saat ini sudah di rumah duka dan terlihat para pelayat memenuhi rumah duka. (myu/hr)
Discussion about this post