KALAMANTHANA, Penajam – Aksi gantung diri yang dilakukan Dwi Ramadhan Vradiva, siswa SMPN 13 Penajam Paser Utara, diduga kuat dipicu oleh masalah keluarga. Dia kabur setelah dimarahi orang tuanya.
Edi Priyanto, Ketua RT 01 di Jalan Cendana, Desa Bangun Mulya, menyebutkan Dwi kabur setelah dimarahi orang tuanya. Kemarahan itu dipicu karena ulah Dwi yang sedikit nakal.
“Anak itu pergi meninggalkan rumah membawa senjata tajam sejenis pisau,” ujar Edi.
Kapolres Penajam Paser Utara, AKBP Teddy Ristiawan pun membenarkan sebelum ditemukan tewas tergantung di pohon mangga, pelajar kelas 2 itu sempat dimarahi orang tuanya. Hanya, pemicu kemarahan itu bukan karena Dwi nakal, melainkan gara-gara nilai ujian sekolahnya jelek.
“Kami menduga tindakan nekad gantung diri yang dilakukan remaja itu dipicu perselisihan internal keluarga dan sempat dikabarkan pergi dari rumah setelah dimarahi,” katanya.
Kapolres memastikan tewasnya pelajar SMP itu murni akibat bunuh diri, karena dari hasil visum tidak ditemukan adanya luka bekas tindak kekerasan di tubuhnya.
“Kami sudah olah TKP (tempat kejadian perkara) dan melakukan visum jasad korban, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan,” ujarnya.
Namun, untuk motif yang mendasari aksi gantung diri tersebut, polisi masih mendalami dan dugaan sementara karena tertekan akibat dimarahi orang tuanya.
Jenazah Dwi Ramadhan Vranida dibawa dengan ambulans dan dimakamkan di TPU (tempat pemakaman umum) Kecamatan Waru di belakang kantor camat pada Rabu siang.
Dari catatan kepolisian setempat, sepanjang 2017 sudah terjadi dua kasus bunuh diri dengan cara gantung diri, sedangkan pada 2016 terjadi tiga kasus bunuh diri dengan cara yang sama. (hr/myu)
Discussion about this post