KALAMANTHANA,Muara Teweh – Penggunaan alat berat untuk menunjang pekerjaan pembuatan siring di Kelurahan Melayu, Karang Jawa RT 3 Kabupaten Barito Utara membuat polemik di kalangan warga sekitar. Apa sebab?
Jembatan penghubung untuk menuju lokasi perkerjaan yang akan dilintasi alat berat yang panjangnya 12 meter dengan lebar 3 meter dipermak oleh pihak kontraktor pelaksana kegiatan.
Jembatan yang tadinya bagus oleh pihak kontraktor pagar jembatan pada sisi kirinya dibongkar dan lantainya ditambah bantalan dari pohon kelapa dan ini menjadikan jembatan tersebut sudah tidak lagi utuh sebagai mana asalnya.
Edie, warga setempat saat ditemui KALAMANTHANA menyampaikan pihak kontraktor saat membongkar pagar jembatan di samping kiri tidak ada pemberitahuan kepada RT setempat.
“Setahu saya jembatan itu dibongkar dan ditambah bantalan. Kata pihak pekerja dipakai untuk alat berat melintas, tapi RT tidak diberitahu karena ketua RT di sini paman saya,” ujar Edie yang didampingi Madie, anggota LSM Wanari di Muara Teweh, Jumat (10/11/3017).
Edie mempertanyakan apakah jembatan yang persis di samping masjid itu sudah tua mampu menahan beban alat berat yang akan melintas dan juga apakah setelah selesai pekerjaan tersebut pihak kontraktor yang mengerjakan siring untuk penguatan tebing milik PDAM tersebut akan mengembalikan seperti semula.
Dihubungi terpisah, Direktur PDAM Muara Teweh Agus Surjanto via telepon selulernya mengatakan pihaknya mengetahui pekerjaan penguatan tebing untuk mendukung lokasi milik PDAM, akan tetapi untuk jembatan yang dirusak seperti itu tidak ada pemberitahuan kepada pihaknya.
“Itu bukan tanggung jawab kami, itu tanggung jawab pihak kontraktor. Pekerjaan itu dibiayai dari dana APBN dan apabila jembatan itu nantinya rusak saat dilintasi alat berat, saya minta mereka harus memperbaikinya,” ujar Agus. (atr)
Discussion about this post