KALAMANTHANA, Pulang Pisau – Ulah oknum yang mengaku-aku sebagai wartawan kian meresahkan di Pulang Pisau. Mereka “meneror” sejumlah pihak yang sedang diburu waktu untuk menyelesaikan tenggat proyek menjelang akhir tahun anggaran 2017.
Bulan Desember ini memang bulan yang paling sibuk bagi Satuan Organisasi Perangkat Daerah (SOPD) di Pulang Pisau. Pasalnya, selain merampungkan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) pada akhir tahun anggaran, juga pengelola kegiatan disibukkan dengan proses pembayaran pekerjaan proyek yang sudah selesai dikerjakan.
Berdasarkan pantauan KALAMANTHANA, SOPD yang paling sibuk adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis). Bahkan sejumlah aparatur sipil negara (ASN) mulai dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan (P2HP) hingga pengelola administrasi terpaksa harus lembur hingga larut malam untuk menyelesaikan tugasnya.
“Sudah tiga malam ini kita lembur karena rata-rata kontrak pekerjaan pada triwulan IV berakhir tanggal 10 Desember, sedangkan proses pembuatan berkas percairan dibatasi hingga tanggal 15 Desember,” kata salah seorang pengawas teknis merangkap anggota P2HP DPUPR Pulpis, Jumat (15/12) malam.
Hal yang sama juga diungkapkan salah seorang kontraktor yang enggan disebutkan namanya. Waktu pencairan yang mepet membuat pihaknya terpaksa harus bekerja ekstra untuk melengkapi berkas yang dibutuhkan untuk pembayaran pekerjaan yang telah selesai.
Setelah pemeriksaan hasil pekerjaan di lapangan, mereka harus melengkapi persyaratan administrasi sebelum pekerjaan tersebut bisa dibayarkan. Dia mengapresiasi kinerja ASN di DPUPR Pulpis yang rela bekerja diluar jam kerja yang telah diatur.
“Untung saja mereka mau lembur. Kalau tidak, dengan waktu yang sangat mepet ini, tidak bakal terkejar. Kita apresiasi untuk kinerja ASN Dinas PU Pulpis,” ungkapnya.
Ternyata kerja lembur yang dilakukan DPUPR Pulpis tidak berjalan mulus. Rabu (13/12) Ruangan Bidang Tata Ruang dan Jasa Konstruksi DPUPR sempat mendapatkan teror dari sejumlah oknum yang mengaku wartawan.
Mereka diduga dalam pengaruh minuman keras, karena dari mulutnya tercium aroma alkohol. Suasana sempat memanas, tetapi gangguan tersebut berhasil dihalau oleh satpam yang langsung membawa mereka keluar.
“Saat itu sekitar pukul 16.30 WIB, kita lagi lembur, karena ada pekerjaan yang harus segera diselesaikan. Tiba-tiba masuk empat orang yang mengaku wartawan. Tanpa permisi langsung mengambil foto kita yang sedang kerja. Mereka mengusir kami pulang karena katanya itu sudah lewat jam kerja. Suasana sempat memanas, tetapi mereka langsung dihalau satpam keluar,” kata seorang ASN Dinas PUPR Pulpis.
Menanggapi hal tersebut, Ketua PWI Pulpis I Nyoman Wede merasa kecewa dengan prilaku sejumlah orang yang mengaku wartawan tersebut. Menurutnya perilaku orang tersebut telah mencoreng profesi wartawan selaku jurnalis yang bertugas memberikan informasi kebenaran faktual kepada masyarakat.
“Tentunya selaku pengurus PWI, sebagai organisasi wartawan yang diakui di Indonesia, kita kecewa. Ini mencoreng profesi kami yang melakukan tugas dan fungsi sebagaimana kode etik yang ada,” ucapnya.
Terkait masalah yang terjadi itu, pihaknya akan segera menindaklanjuti hal tersebut. Karena kalau tidak cepat diselesaikan akan berdampak pada para wartawan yang dengan tulus menjalankan profesinya.
“Kita akan segera bertindak. Terutama kalau perbuatan tidak mengenakan itu dilakukan oleh anggota PWI. Maklum organisasi wartawan saat ini lumanyan banyak sehingga kita perlu menyelasaikannya dengan hati-hati,” tutupnya. (app)
Discussion about this post