KALAMANTHANA, Jakarta – PPATK mengendus transaksi mencurigkan bernilai Rp747 triliun di sejumlah daerah. Di antaranya terdapat di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.
Kepala Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK), Kiagus Ahmad Badaruddin, mengatakan pihaknya menemukan transaksi mencurigkan itu dari 19 orang yang diduga terlibat sejumlah tindak pidana. Nilainya tak tanggung-tanggung, mencapai Rp747 triliun yang berkeliaran di 228 rekening bank dan lembaga keuangan.
“Sebagian besar transaksi berkaitan dengan pidana korupsi,” katanya di Jakarta, Rabu (20/12/2017).
Kiagus menduga ratusan transaksi tersebut sebagai upaya menyamarkan uang hasil kejahatan. Ia menyebut para pemilik rekening tersebut meliputi gubernur, bupati, pegawai negeri sipil, aparat penegak hukum, pengusaha, hingga kepala rumah sakit umum daerah.
Selain itu, PPATK menduga rekening yang terlacak adalah milik kerabat atau kolega yang menjadi penampung uang hasil kejahatan tersebut. Tak hanya itu, rekening tersebut juga ditengarai untuk menyuap penegak hukum dan panitia pengadaan pemerintah.
Kiagus juga mengatakan pencucian uang menggunakan mata uang digital, seperti bitcoin sangat mungkin terjadi. Indikasi tersebut berhasil dilacak karena transaksi dalam mata uang digital masih dilakukan bank konvensional.
Direktur Pemberantasan PPATK, Firman Shantyabudi, mengatakan lokasi rekening tersebar di sejumlah kabupaten dan kota di Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, serta Sulawesi Tenggara.
Namun, Firman tidak mengetahui nilai riil duit hasil kejahatan tersebut dan mengatakan hanya diketahui oleh penyidik lembaga penegak hukum. “Kami hanya melacak mutasi dari rekeningnya,” kata dia.
Temuan PPATK ini menguatkan maraknya kasus korupsi yang melibatkan kepala daerah. Dalam setahun terakhir, Komisi Pemberantasan Korupsi berturut-turut menangkap delapan kepala daerah dengan dugaan korupsi.
Pada Oktober lalu, komisi antirasuah menangkap Bupati Nganjuk Taufiqurrahman, setelah sebulan sebelumnya mencokok Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari. (ik)
Discussion about this post