KALAMANTHANA, Penajam – Sejatinya, tak pernah terlintas di benak Yusran Aspar meninggalkan Gerindra. Jika dia terpaksa melakukannya, itu karena ada yang membuatnya seperti terluka. Apa itu?
Bukan semata-mata karena Gerindra mempercayakan posisi calon gubernur kepada duet Isran Noor-Hadi Mulyadi untuk Pilkada Kaltim 2018. Yang membuat dirinya menyesalkan adalah proses penunjukan itu sendiri.
Yusran mengaku tidak dipanggil dan diberi penjelasan terkait rekomendasi kepada pihak lain. Padahal, dia adalah Ketua DPD Gerindra Kaltim.
“Ada yang disesalkan, mengapa (saya) tidak dipangil. Terkesean (saya) tidak dianggap. Jika dipanggil dan ada penjelasan, saya rasa bisa dipahami. Memang terasa menyakitkan, niat tulus, sudah lama bersama, sudah akrab, harus terpaksa pisah. Ini ibarat orang tua maksa cerai anaknya,” tambahnya.
Yusran membenarkan dirinya mundur sebagai Ketua DPD Partai Gerindra Kalimantan Timur. Kepada KALAMANTHANA, Minggu (31/12) malam, Yusran menyebutkan dirinya mundur. Hal ini mempertegas kabar yang sudah berhembus di masyarakat luas, sejak DPP Partai Gerindra menyatakan sikap menuju Pilkada Kalimantan Timur 2018.
DPP Gerindra, seperti diketahui, memberikan rekomendasi bukan kepada kadernya, melainkan kepada Isran Noor yang berpasangan dengan Hadi Mulyadi. Isran adalah mantan Bupati Kutai Timur, sementara Hadi Mulyadi merupakan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang jadi anggota DPR RI.
Yusran merasa niat tulusnya yang selama ini membesarkan partai, berjuang, berkorban dan bertekad maju dalam pilgub menggunakan perahu Gerindra, namun niat tulusnya ibarat bertepuk sebelah tangan.
Ia juga mengakui, perihal pengunduran diri sebagai anggota/pengurus Gerindra Kaltim. Bisa dipahami mengapa Yusran memilih mundur.
“Jika saya masih di dalam, takut ada fitnah, semisal dianggap menghambat, mengganggu, terkait rekomendasi DPP kepada Saudara Isran Noor dalam Pilgub Kaltim. Jadi menghindari fitnah, saya memilih mundur,” kata Yusran.
Sejatinya, selama ini tak pernah terlintas dalam pikiran Yusran untuk mundur karena telah akrab dan berjuang bersama dalam wadah Gerindra Kaltim. Surat pengunduran Yusran disertai dengan dokumentasi kegiatan selama 1 tahun Gerindra Kaltim. (hr)
Discussion about this post