KALAMANTHANA, Palangka Raya – Peran bawi (perempuan) Dayak sangat dibutuhkan untuk ikut mengangkat, menggali, bahkan mempertahankan seni, budaya dan pariwisata yang ada di Bumi Tambun Bungai.
Keberadaan Asosiasi Bawi Dayak, Budaya dan Wisata (Asbadata) Kalimantan Tengah ini, hendaknya dapat menjadi wadah bagi para pengurus yang baru dikukuhkan, agar dapat membantu Pemprov Kalteng, khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, mengekspor potensi seni maupun budaya yang dimiliki menjadi nilai jual tersendiri. Tak hanya di daerah, tapi juga nasional, bahkan international.
“Sebelum dibentuk wadahnya, para bawi Dayak ini sudah sering ikut karnaval maupun kegiatan pameran seni dan budaya. Setelah adanya Asbata tingkat provinsi hendaknya di tingkat kabupaten/kota juga harus dibentuk,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kalteng, Guntur Talajan, usai melantik pengurus Asbadata Kalteng, di Aula Disbudpar, Senin (15/1/2018).
Sementara itu Ketua Umum Asbadata Kalteng, Muliadina MA Lewis mengatakan, keberadaan asosiasi ini untuk mempersiapkan sumber daya manusia perempuan Dayak Kalimantan Tengah yang siap, tangguh, cakap dan kuat. Selain itu juga sebagai wadah untuk belajar, berkumpul, bertukar pikiran, mencetuskan ide, menyampaikan pendapat, bergerak positif sehingga nantinya dapat bersaing atau berkompetisi dengan masyarakat lainnya.
Tak dipungkiri, kehidupan perempuan Dayak saat ini, baik kehidupan sosial, ekonomi, politik dan budaya bisa dikatakan masih tertinggal, baik dalam kesempatan memperoleh lapangan kerja maupun dalam pengembangan diri, khususnya mengelola dan mengolah sumberdaya alam yang melimpah di Kalimantan Tengah.
“Jadi kita bawi Dayak juga tidak boleh ketinggalan untuk melakukan kegiatan-kegiatan positif dalam menunjukkan kemampuan maupun bakat yang kita miliki dalam ranah peningkatan kualitas sumber daya manusia perempuan Dayak. Tujuan akhirnya, tentu bisa meningkatkan kesejahteraan perempuan Dayak yang mandiri,” imbuhnya. (tva)
Discussion about this post