KALAMANTHANA, Palangka Raya – Februari sudah masuk. Tinggal 12 hari lagi, bakal calon petahana yang maju pada pilkada serentak di Kalimantan Tengah, harus cuti. Siapakah yang akan mengisi posisi mereka sementara sebagai penjabat bupati?
Dari Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Gubernur Kalimantan Tengah, Sugianto Sabran, memberikan jawaban sumir. “Sabar saja. Pokoknya, siapa yang datang ke kabupaten, itulah yang jadi penjabat bupati,” katanya.
Persoalan penjabat kepala daerah yang mengikuti pilkada serentak atau habis masa jabatannya sebelum pencoblosan berlangsung, cukup menarik, terutama jika dikaitkan dengan konstalasi nasional. Sejumlah pihak, misalnya, menentang wacana pemerintah menunjuk perwira tinggi kepolisian atau TNI untuk menduduki posisi kepala daerah sementara itu.
Di tingkat Provinsi Kalimantan Tengah, tentu saja tidak akan demikian. Posisi penjabat bupati, kemungkinan akan diisi pejabat eselon II di Pemerintahan Provinsi Kalimantan Tengah.
Hal yang sama juga terjadi pada tahun lalu ketika Barito Selatan dan Kotawaringin Barat ikut dalam pilkada serentak. Di Barito Selatan, misalnya, Sugianto Sabran menunjuk Mugeni sebagai Penjabat Bupati Barsel.
Sugianto sendiri mengaku sudah mengajukan pejabat yang akan dilantik menjadi penjabat bypati untuk mengisi jabatan enam kepala daerah di Kalteng yang maju pada pilkada 2018 sebagai petahana.
“Kita lagi bersurat ke Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Jadi tunggu saja,” katanya.
Rencananya ada enam dari 11 kepala daerah yang harus diganti dengan penjabat bupati karena kembali mencalonkan diri sebagai bupati atau wakil bupati. Sedangkan lainnya tidak ada penunjukan penjabat kepala daerah tidak mencalonkan kembali sebagai kepala daerah atau masa berlaku jabatan masih ada.
Adapun enam kabupaten yang nantinya akan dipimpin sementara oleh penjabat bupati adalah Kabupaten Barito Utara, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Barito Timur, dan Kabupaten Katingan. Rata-rata di keenam daerah itu, baik bupati maupun wakil bupati, kembali maju, apakah tetap dalam satu paket atau saling berhadapan.
Di Kabupaten Barito Utara, misalnya, duet Nadalsyah-Ompie Herbi terbelah. Nadalsyah menggandeng Sugianto Panala Putra, sementara Ompie tetap jadi bakal calon wakil bupati mendampingi Taufik Nugraha. Hal serupa terjadi di Kabupaten Kapuas. Ben Brahim S Bahat dan Muhajirin tetap maju sebagai bakal calon bupati dan wakil bupati, tapi dengan pasangan yang berbeda.
Sedangkan di sejumlah daerah, kepala daerahnya takkan diganti penjabat kepala daerah karena tak mengikuti kontestasi pilkada. Di Kota Palangka Raya, misalnya, Wali Kota Riban Satia dan Wakil Wali Kota Mofit Saptono, akan menyelesaikan tugasnya tanpa terpotong. Pasalnya, Riban sudah dua kali ikut pilkada, sementara Mofit tak mendapatkan perahu.
Lalu, siapa yang akan ditunjuk Sugianto mengisi posisi enam penjabat bupati ? Meski sudah menyiapkan pejabat yang akan dilantik menjadi penjabat bupati, namun orang nomor satu di Bumi Tambun Bungai itu masih belum mau menyebutkan siapa saja nama-nama pejabat yang diajukan menjadi penjabat bupati. (tva)
Discussion about this post