KALAMANTHANA, Sampit – Mayat terus bergelimpangan di jalur Pundu. Setelah 11 jamaah asal Kalimantan Barat, terungkap pula dua jasad di sekitar perkebunan kelapa sawit. Sama, karena mobil terbakar. Ada apa dengan Pundu?
Pundu di Kecamatan Cempaga Hulu, Kotawaringin Timur, kawasan yang makin hidup setelah masuknya perkebunan kelapa sawit, sebenarnya memiliki jalur jalan yang relatif baik. Kebanyakan jalur lurus yang membentang panjang. Hanya saja, di beberapa titik, memang muncul tikungan-tikungan tanggung bisa berbahaya jika pengendara tak waspada.
Di jalur seperti itulah, Sabtu (3/2) pagi sekitar pukul 06.00 WIB, sejumlah 11 jamaah asal Kalimantan Barat, menemui ajal. Mobil bikap yang mereka tumpangi bertabrakan dengan dump truk pengangkut semen dari arah yang berlawanan. Rombongan jamaah dari arah Sampit menuju Palangka Raya, sebaliknya truk pengangkut semen dari Palangka Raya menuju Sampit.
Adapun 10 orang penumpang yang merupakan jamaah tablig yang hendak menghadiri tablig akbar di Banjarmasin, Kalimantan Selatan itu, dan meninggal dalam peristiwa ini adalah Al Huda (30), Iyus (28), Marwan (40), Aulia (25), Jono (55), Agus (50), Hamzah (43), Iwan (35), Mukmin (40), Agus (35) dan Mr X alias sopir pikap yang belum diketahui identitasnya. Sedangkan tiga korban yang dirujuk ke rumah sakit Kasongan Kabupaten Katingan adalah Dedi Mulyadi (45), Hanafi (30) dan Lukman (26).
Hanya dalam kisaran 24 jam setelah itu, masyarakat Pundu kembali digegerkan dengan penemuan dua jenazah di areal perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Cempaga Hulu Kab. Kotawaringin Timur (Kotim), Minggu (4/2/2018) pukul 07.00 WIB.
Berawal dari Polsek Cempaga Hulu yang mendapakan laporan dari masyarakat bahwa telah ditemukan satu unit mobil pikap yang terbakar di dalamnya berisi satu orang mayat dalam kondisi terbakar.
Kemudian petugas Kepolisian Sektor Cempaga Hulu melakukan pengecekan TKP dan benar ditemukan satu unit mobil pikap Daihatsu Grandmax warna putih dalam kondisi terbakar dan di dalamnya ditemukan satu mayat dalam keadaan habis terbakar yang tidak dapat dikenali identitasnya.
Setelah dilakukan penyisiran di sekitar TKP dan kembali ditemukan jenazah seorang perempuan di dalam parit dalam keadaan terlentang yang berjarak sekitar 100 meter dari mobil yang terbakar.
Kapolres Kotim AKBP Muchtar Supiandi Siregar mengatakan Polres Kotim akan meminta bantuan Tim Laboratorium Forensik Mabes Polri untuk mengetahui penyebab terbakarnya mobil tersebut.
“Kedua jenazah telah dibawa ke RSUD dr Murjani Sampit, dan akan dilakukan autopsi untuk mengetahui penyebab kematian dua warga tersebut,” jelas Kapolres.
Di tengah jalur jalannya yang relatif nyaman untuk dilewati, jalur Pundu menyimpan ancaman bahaya bila tak dilewati dengan kehati-hatian. (ik)
Discussion about this post