KALAMANTHANA, Penajam – Progres Perusahaan Daerah Benuo Taka di bawah kepemimpinan Wahdiyat Alghazali terus menggeliat. Jika sebelumnya hanya mampu menyetor Rp150 juta ke kas daerah, maka pada tahun 2017 lalu sudah bisa menaikkannya lebih tiga kali lipat menjadi Rp500 juta.
Wahdiyat Alghazali saat dihubungi KALAMANTHANA, Senin (5/2/2018) mengatakan pihaknya optimistis tahun 2018 akan bisa menaikkan setoran sebagai pendapatan asli daerah (PAD) PPU pada kisaran Rp3-5 miliar.
Peningkatan ini dari sektor batubara dan batu gunung. Sedangkan yang paling prestisius adalah dari PI 10% dan B to B Blok Eastkal di 2019 yang diperhitungkan bisa tembus di atas Rp50 milliar. Jika diberi kesempatan Pemkab PPU, Benuo Taka akan akan lebih kreatif mencari sumber-sumber pendapatan bagi PAD.
“Sebagai contoh kami sedang penjajakan investor untuk berinvestasi di Kawasan Industri Buluminung (KIB) yang merupakan peluang yang begitu besar bagi serapan PAD. Saya yakin jika KIB diserahkan ke Badan Pengelola di bawah kendali Perusda Benuo Taka, maka kami akan fokus di sini selain Blok Eastkal,” ujar Wahdiyat.
Dikatakannya, saat ini secara asset saja Perusda Benuo Taka memiliki lahan strategis sampai mencapai 100 hektar lebih. Jika diappraisal harga Rp250 juta /hektar maka asset sudah mencapai Rp250 miliar lebih. Artinya penyertaan modal awal Rp20 miliar sejak berdirinya Perusda Benuo Taka sudah melebihi dari target.
“Tahun 2018 ini kami terus mencari peluang kerja sama pendanaan untuk menggali potensi lainnya seperti pembangunan resort dengan fasilitas eco tourisme dimana potensi PPU ini luar biasa,” tambahnya.
Jembatan Tol Teluk Balikpapan juga diserahkan ke Perusda Benuo Taka dimana mereka memiliki saham 15% dari konsorsium yang sudah terbentuk. IRR jembatan ini masih bisa diangka 15% lebih.
“Kami juga akan bekerja sama dengan Nubisa Global Japan (NGI) untuk membangun tanki timbun CPO dan refinery CPO untuk mid stream industry. Kami yakin hilirisasi sawit akan booming di PPU,” pungkasnya. (hr)
Discussion about this post