KALAMANTHANA, Palangka Raya – Salah satu upaya agar pelaksanaan Pilkada berjalan sehat, hendaknya calon ataupun kader jangan sampai melakukan kampanye hitam, apalagi menyebarkan hoaks yang kontennya SARA. Jika melakukan kampanye negatif, dalam batas wajar dan santun, masih dapat dimaklumi.
“Jadi kalau negatif campaign, masih oke-oke saja. Tetapi kalau black campaign apalagi yang sifatnya fitnah sampai menyebarkan SARA, ini yang kita ingatkan, tidak boleh dilakukan.Apabila sampai berurusan dengan polisi, akibatnya tanggung sendiri,” kata Sekjen DPP PPP, Arsul Sani, usai pembukaan Rakorwil PPP Kalteng, di Hotel Aquarius Palangka Raya, belum lama ini.
Dikatakan Anggota DPR RI ini, secara nasional PPP menargetkan dari 171 Pilkada serentak seluruh Indonesia, 140 merupakan calon yang diusung, target menang sebesar 60 persen. Apalagi jika kader yang diusung paslon, maka menargetkan 80 persen. Pasalnya PPP menargetkan sebelum Pemilu 2019, minimal memiliki 50 bupati di seluruh Indonesia.
“Pastilah semua partai, tidak hanya PPP, ingin sukses sebanyak-banyaknya. Karena jika partai itu mengusung pasangan calon dan menang, akan lebih mudah di Pileg 2019. Tetapi tidak harus melakukan kecurangan. Minimal suara asli tidak diganggu oleh penguasa setempat, karena target kami itu. Mendapatkan kemudahan bukan dengan cara mencurangi suara lain,”imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, dirinya meminta agar seluruh kader PPP dapat kompak dan konsisten, dengan segala upaya dan usaha, tapi jangan menggunakan kampanye hitam untuk memenangkan konstentan Pilkada.
Diakuinya, sebagai partai Islam, PPP tidak kaku dalam pencalonan. Dengan mengedepankan kearifan lokal, proses aspirasi diusulkan dari bawah. Karena ketidakkakuan, inilah, dirinya yakin, PPP akan lolos verifikasi faktual tingkat nasional, sehingga bisa menjadi peserta Pileg dan Pilpres.(tva)
Discussion about this post