KALAMANTHANA, Muara Teweh – Tarik-ulur penutupan lokalisasi Lembah Durian atau lebih tenar dengan sebutan Merong di Km 3,5 Jalan Muara Teweh-Puruk Cahu seakan tiada berujung. Kali ini Pemkab Barito Utara, Kalimantan Tengah kembali berjanji penutupan dilakukan pada 2019.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Barut Eveready Noor mengatakan, pemerintah menargetkan penutupan lokalisasi Merong pada 2019 sesuai dengan program Kementerian Sosial RI yang mencanangkan Indonesia harus bebas lokalisasi prostitusi pada tahun tersebut.
“Mau tidak mau, suka tidak suka, penutupan tempat prostitusi tetap akan dilakukan. Hanya saja, lokalisasi Merong tidak serta merta langsung ditutup begitu saja, tetapi akan dilakukan persiapan terlebih dahulu seperti pendataan, sosialisasi, pendekatan, pembinaan, dan lainnya. Sehingga para penghuni Merong bisa menerima dengan lapang dada dan tidak ada keributan atau hal negatif lainnya,” ujar Eveready, Rabu (28/2/2018).
Eveready menambahkan, bangunan atau wisma yang berada di lokalisasi Merong juga perlu dipikirkan peruntukannya. “Nanti akan dijadikan apa, masalah ini harus dibicarakan bersama dengan pemilik wisma dan ketua RT setempat supaya bangunan yang ada masih dapat dimanfaatkan,” katanya.
Diskursus alias wacana penutupan lokalisasi Merong sudah berlangsung bertahun-tahun, tanpa pernah ada ujung berupa eksekusi kebijakan. Selain pemerintah, pihak DPRD beberapa kali melakukan kunjungan kerja ke sejumlah kota yang telah menutup lokalisasi, tetapi tidak pernah ada hasil rekomendasi yang tegas tentang penutupan Merong. Saat waktu terus berjalan, lokalisasi Merong kian dekat dengan permukiman dan makin mudah dijangkau, sehingga mungkin saja dapat memberikan efek sosial yang negatif.(mel)
Discussion about this post