KALAMANTHANA, Muara Teweh – Sudah dua kali penyelenggaraan pilkada langsung di Barito Utara, Kalimantan Tengah. Selama itu pula, calon usungan PDI Perjuangan keok. Mungkinkah untuk ketiga kalinya mereka meraih kemenangan?
Pilkada langsung adalah amanat Undang-undang Nomot 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Sejak berlakunya UU tersebut, pemilihan kepala daerah di Tanah Air, termasuk di Barito Utara, dipilih langsung oleh rakyat.
Meski termasuk partai politik dominan di DPRD Barut, faktanya PDIP belum sekalipun berhasil menempatkan kadernya sebagai kepala daerah. Dua kali penyelenggaraan pilkada langsung, mereka selalu keok.
Pada kesempatan pertama, yakni Pilkada 2003, PDIP mengusung pasangan calon Yusia Sunsum Tingan berduet dengan Dwi Agus Setiowati. Mereka berkontestasi dengan tiga pasangan lainnya, yakni Achmad Yuliansyah-Oemar Zaki Hebanoeddin, Sjahrin-Nurul Ainy, dan Sjahrudin Abdul Gani-Daryono.
Masyarakat Barito Utara ternyata memberikan kepercayaan kepada pasangan Yuliansyah-Oemar Zaki yang saat itu sebagai pasangan petahana. Pasangan usungan Partai Golkar itu menguasai 43 persen suara, jauh meninggal Yusia S Tingan-Dwi Agus Setiowati yang hanya meraih 24 persen. Pasangan PDIP ini hanya unggul di Kecamatan Gunung Timang, tapi kandas di Teweh Tengah, Lahei, Teweh Timur, Gunung Purei, dan Montallat.
Lima tahun kemudian, di Pilkada 2013, PDIP kembali mengusung kandidat kader sendiri, yakni Mulyar Samsi dan Yusia S Tingan. Peluangnya cukup terbuka kali ini mengingat petahana Achmad Yuliansyah tak bisa mencalonkan diri karena sudah dua kali memimpin Barito Utara.
Golkar, yang kadernya selama ini selalu menguasai tampuk pimpinan daerah di Barito Utara, menempatkan pasangan Relawati Yuliansyah berpasangan dengan Purman Jaya.
Tetapi, situasi ini pun tak membawa kemenangan bagi Mulyar Samsi-Yusia S Tingan. Secara mengejutkan, Pilkada Barut dimenangkan pasangan Nadalsyah-Ompie Herby yang saat itu “hanya” diusung Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Bintang Reformasi (PBR), dan Partai Patriot. Nadalsyah-Ompie menguasai 38,5 persen suara, unggul dari Mulyar Samsi-Yusia S Tingan yang hanya mendapatkan 26,9 persen suara.
Kini, Nadalsyah kembali maju. Berpisah dengan Ompie Herby dan menggandeng Sugianto Panala Putra. Pengusungnya pun gemuk, seluruh partai politik di Barito Utara kecuali PDI Perjuangan.
Akan halnya Ompie Herby, kali ini kembali ke “rumahnya” di PDIP, berduet mendampingi kader muda Taufik Nugraha yang maju sebagai calon bupati.
“Kami memang diusung oleh satu parpol saja, PDI Perjuangan. Tetapi sejak diumumkan secara resmi sebagai pasangan calon, saat itu pula saya menyatakan berkoalisi dengan seluruh rakyat Barut. Bersandar pada fragmen politik terkini itu pula, saya yakin bisa meraih hasil yang baik pada pilkada Barut 2018, karena saya maju dengan janji tidak akan mengkhianati kepercayaan rakyat dan menyerahkan seluruh diri saya untuk berbakti kepada rakyat,” ujar pria yang akrab disapa Upik itu di hadapan para pendukungnya saat kampanye terbatas di Kecamatan Teweh Selatan, Selasa (6/3/2018).
Taufik mengaku, jika merunut pada pekerjaan terakhir sebagai anggota DPRD dan pengusaha, dirinya sudah merasa cukup untuk menjalani kehidupan bahagia bersama keluarganya. Namun dia trenyuh melihat kehidupan rakyat Barut dan memutuskan maju sebagai calon bupati setelah mendapatkan rekomendasi dari PDI Perjuangan.
“Sebagai orang Barut, saya punya tanggung jawab moral untuk memajukan kehidupan rakyat di daerah ini dan saya selalu meyakini apa yang saya kerjakan harus meninggalkan nama baik. Jangan sampai saya dikenang sebagai orang yang gagal,” katanya. (mel)
Discussion about this post