KALAMANTHANA, Penajam – Ada tiga penyebab kemungkinan meninggalnya Slamet Wiyono yang jasadnya ditemukan di rawa-rawa dekat kebun singkong milik Prayitno di Desa Labangka, Kecamatan Babulu, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Rabu (7/3) lalu.
Ketiganya yakni kriminal murni, kecelakaan, atau penyakit yang mengakibatkan kematian. Sejauh ini, aparat Polres Penajam Paser Utara belum bisa memastikan satu di antaranya.
“Soal penyebab meninggalnya, kita belum dapat menyimpulkan, apakah ini kriminal murni, kecelakaan, atau meninggal akibat penyakit,” ujar Kapolres PPU, AKBP Sabil Umar di Penajam, Jumat (9/3/2018).
Kemungkinan Slamet meninggal karena penyakit tidak bisa dinafikan begitu saja. Pasalnya, dari hasil otopsi, indikasi kemungkinan korban mengalami hipertensi atau kolesterol juga tak tertutup.
Aparat agak sulit memastikan penyebabnya karena jenazah tersebut diperkirakan ditemukan pertama kali saat lebih dari seminggu setelah meninggal dunia. Kondisinya ditemukan dalam keadaan kepala sudah berupa tengkorak.
Sebelumnya, sempat juga merebak dugaan Slamet meninggal karena aksi kriminal. Tapi, saat itu, polisi menyebutkan kepastian penyebab kematiannya masih menunggu hasil otopsi.
Slamet Wiyono adalah yang membuat heboh warga Desa Labangka, khususnya, dan Kecamatan Babulu serta Penajam Paser Utara, umumnya. Dia meninggal dan jasadnya ditemukan di rawa-rawa di sebuah kebun singkong milik Prayitno.
Pihak keluarga sendiri sudah menguburkan jasad Slamet Wiyono. “Setelah pelaksanaan otopsi pada sorenya, jenazah langsung dibawa pulang dari Balikpapan ke PPU. Kemarin malam, Kamis (8/3) langsung dimakamkan. Itu informasi yang kami peroleh dari Polsek Babulu,” ujar Kapolres PPU, AKBP Sabil Umar di Penajam, Jumat (9/3/2018).
Menurut Sabil, pemakanan Slamet Wiyono sepenuhnya dilakukan anggota keluarga dan warga sekitar di Babulu. Informasi yang dia dapatkan, saudara-saudara almarhum juga datang dari Jawa, yakni dari daerah Boyolali. Sesuai dengan kartu tanda pengenalnya, Slamet memang berasal dari Boyolali.
Slamet Wiyono meninggal dengan cara yang mengenaskan. Pasalnya, jenazahnya baru ditemukan setelah lebih dari sekitar seminggu meninggal dunia. Tanda-tanda itu terlihat dari kondisi kepala yang sudah berupa tengkorak.
Sabil Umar mengatakan pihaknya sulit menyimpulkan penyebab kematiannya karena kondisi mayat sudah lama. Dokter yang melakukan otopsi pun sulit menemukan apakah penyebab kematian Slamet, apakah ada unsur kekerasan.
Menurutnya, memang ada ditemukan luka memar di bagian jasad Slamet. Hanya, luka memar itu bisa saja terjadi karena pengaruh mayat tersebut sudah lama tergeletak di rawa-rawa tersebut.
“Kami masih terus melakukan kegiatan penyidikan di lapangan dengan meminta keterangan para saksi. Masih menyinkronkan data,” sebut Sabil Umar.
Penemuan mayat yang belakangan diketahui Slamet Wiyono, menjadi viral sejak Rabu lalu di media sosial. Banyak pihak yang membicarakannya, terutama karena saat itu identitas mayat juga belum diketahui.
Mayat Slamet tersebut ditemukan di kebun singkong milik Prayitno, seorang warga yang berdomisili di Desa Labangka. Mayat ditemukan sekitar pukul 09.00 Wita di dekat rawa-rawa.
Menurut Kasat Reskrim Polres Penajam Paser Utara, Iptu Iswanto ketika dimintai keterangan di lokasi kejadian, pihaknya masih melakukan pendalaman terkait identitas mayatnya.
Awalnya, menurut Iswanto, mayat tersebut dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah PPU untuk dilakukan identifikasi lebih lanjut. Kemudian, jasad tersebut dibawa ke RSUD Balikpapan untuk menjalani proses otopsi.
Prayitno adalah orang pertama yang menemukan jasad tersebut. Mayat tersebut terapung di sebuah rawa kecil di belakang kebun singkongnya.
Dia menyebutkan, lokasi ditemukannya jasad tersebut tepat di rawa yang ada di kebun singkong miliknya. “Pas di belakang rumah, tuh di rawa-rawa. Ditemukan sekitar pukul 09.00 Wita,” ujarnya.
Prayitno yang datang ke kebunnya untuk memanen singkong, langsung kaget ketika melihat ada yang mengapung di rawa-rawa tersebut. Selama ini, dia memang agak jarang melintas di kawasan yang ada rawa tersebut.
“Ketika saya melintas, saya lihat jenazah itu. Awalnya saya tak mengira sama sekali kalau ini mayat manusia. Saya kira monyet,” tambahnya. (myu/hr)
Discussion about this post