KALAMANTHANA, Penajam – Merebaknya kisruh antara sejumlah dokter spesialis dengan manajemen RSUD Penajam Paser Utara, salah satunya karena viral di media sosial. “Saya tahu siapa otaknya,” tegas Direktur RSUD PPU, dr Jansje Grace Makisurat.
Kisruh yang berbuntut pengunduran diri dr Manaek Parulian Sitohang mencuat melalui akun isntagram @dokterparodi. Di akun tersebut diunggah dua surat yang ditujukan Manaek kepada Bupati Penajam Paser Utara.
Pada unggahan pertama, Kamis (8/3) lalu, muncul surat keberatan Manaek tentang pembagian jasa pelayanan pasien BPJS tahun 2017 di RSUD PPU. Surat itu membeberkan jasa pelayanan yang diterima pada Juli adalah Rp3.433.000 untuk 15 pasien operasi dan 160 pasien poliklinik, kemudian Agustus Rp2.097.000 untuk 22 pasien operasi dan 233 pasien poli, dan Rp2.030.000 untuk 11 pasien operasi serta 128 pasien poli pada Agustus 2017.
Sedangkan surat kedua yang diunggah sehari kemudian adalah pengunduran diri Manaek dari status pegawai negeri sipil (PNS). Surat yang diunggah itu menyatakan dirinya mundur terhitung mulai Senin, 19 Februari 2017 (mungkin maksudnya 2018-red).
Keduanya viral dan jadi perbincangan. Unggahan pertama, hingga berita ini diturunkan, dikomentari hingga 407. Sedangkan unggahan kedua, yakni surat pengunduran diri diikuti 68 komentar.
Direktur RSUD PPU, Jansje Grace Makisurat menuding surat terkait keberatan atas jasa pelayanan itu memang sengaja diviralkan. “Saya punya bukti siapa otaknya yang merencanakan memviralkan itu. Karena chatting mereka akhirnya sampai ke saya juga,” katanya di Penajam, Minggu (11/3/2018).
Menurutnya, para dokter yang bermasalah dengan manajemen RSUD itu sudah diproses di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan Inspektorat. “Beberapa hari lalu sudah dipanggil, dikatakan kalau mau berhenti ini prosesnya. Mau pindah, ini prosesnya. Jika mau pensiun dini, ini prosesnya,” tegasnya.
Manaek, menurut Jansje, bukan satu-satunya dokter spesialis yang mengajukan surat ke Bupati PPU. Ada empat orang dokter spesialis dengan status yang berniat meninggalkan rumah sakit tersebut. Satu orang minta pindah, dua dokter minta berhenti, dan satu lainnya pensiun dini.
“Yang pensiun dini karena alasan kesehatan. Yang berhenti dengan alasan ingin merawat orang tua dan alasan yang terang benderang tidak cocok dengan manajemen,” ujarnya.
Adapun yang mengajukan pensiun dini adalah spesialis penyakit dalam dr Robinson Manurung, yang berhenti dr Manaek Parulian Sitohang (spesialis ortopedi) dan dr Kristina Dri Wahyuni (spesialis syaraf). Sedangkan yang minta pindah adalah spesialis kandungan, dr Ketut Widaya. (myu)
Discussion about this post