KALAMANTHANA, Bogor – Tak kurang-kurang penghargaan warga Cisarua terhadap pahlawan nasional asal Kalimantan Selatan, Idham Chalid. Kini, warga di Kabupaten Bogor, Jawa Barat itu, akan merenovasi area makan mantan Ketua MPR/DPR itu.
Adalah warga yang tinggal di Komplek Yayasan Ponsok Pesantren Darul Quran, Cisarua, yang mengambil inisiasi itu. Menurut Umar Arifin, Ketua Panitia Pembangunan Sarana Prasarana Makam Pahlawan Nasional Idham Chalid, kondisi makam kurang representatif, terutama untuk daya tampung peziarah maupun akses masuk ke lokasi makam, termasuk parkir yang minim.
Karena itu, pihaknya akan membagun lapangan parkir untuk kendaraan peziarah. Kalau peziarah sedang sepi, lapangan parkir itu juga bisa digunakan warga untuk sarana berolahraga, termasuk bermain voli.
Luas areal makam yang terletak di Ponpes Darul Quran hanya 100 meter persegi, akses masuk lokasi juga sempit. Kendaraan peziarah kesulitan untuk parkir. Terutama bus yang membawa peziarah dari berbagai kota.
Ia mengatakan hampir setiap hari ada peziarah yang datang, terutama di hari Sabtu dan Minggu. Peziarah datang dari berbagai daerah, bahkan dari Kalimantan yang merupakan kampung halaman Idham Chalid.
“Setiap tanggal 10 November juga dilaksanakan upacara peringatan Hari Pahlawan dan tabur bunga oleh Muspika Cisarua,” katanya.
Melihat kondisi tersebut, warga berinisiatif untuk membangun sarana prasarana secara swadaya.
Ia mengatakan rencananya lapangan tersebut dibangun untuk kegiatan nasional 17 Agustus, dan 10 November dijadikan pusat upacara per kecamatan.
“Lapangan juga bisa dimanfaatkan oleh siswa Ponpes sebagai tempat interaksi, jadi sarana olahraga bagi warga, akan ada kejuaraan voli Piala Idham Chalid,” katanya.
Luas lapangan sekitar 700 meter persegi, pembangunan membutuhkan dana sekitar Rp210 juta. Dana yang baru terkumpul Rp50 juta, berasal dari hibah LPM per RW sebesar Rp100 juta. Ada rencana menggandeng pemerintah daerah untuk membantu rencana renovasi areal makam.
Warga sebagai tuan rumah merasa malu karena kondisi makam Pahlawan Nasional tersebut kurang representatif. Sehingga berinisiatif untuk membangun sarana prasarana lapangan sekaligus tempat parkir kendaraan.
“Warga sangat beruntung ada makam pahlawan di sini (Cisarua), jadi kebanggaan ramai kunjungi, tapi kalau kondisinya sempit dan akses masuknya susah, jadi malu juga,” kata Umar.
KH Idham Chalid merupakan politisi Indonesia wafat pada tanggal 11 Juli 2010 pada usia 88 tahun. Ia mendapat gelar sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden Nomor 113/TK/2011/Tanggal 7 November 2011. Semasa hidupnya Idham pernah menjabat sebagai Ketua MPR/DPR RI dan PBNU. (ik)
Discussion about this post