KALAMANTHANA, Samarinda – Borneo FC bakal melakoni laga perdananya di Kompetisi Liga 1 2018 dengan menjamu Sriwijaya FC. Sejumlah alasan membuat Mohammadou Al Hadji bisa jadi pemain kunci Pesut Etam meladeni Laskar Wong Kito.
Al Hadji terhitung pemain baru di Borneo FC. Dia bergabung di saat-saat terakhir, ketika kekuatan pasukan Iwan Setiawan ini sudah mendekati lengkap. Meski sudah nyaris lengkap, Nabil Husein, pemilik Borneo FC tetap mengontrak mantan pemain Barito Putera ini untuk durasi satu musim.
Entah insting yang kuat atau karena sebab lain, faktanya Al Hadji kini menjadi pemain penting dalam laga perdana Borneo FC menghadapi Sriwijaya FC. Dia bakal mengisi lubang yang sempat mengkhawatirkan.
1.Untung Ada Al Hadji
Saat hendak menjamu Sriwijaya FC, Borneo FC tiba-tiba saja harus kehilangan palang pintu tangguh, Azamat Baimatov. Pemain asal Kyrgyzstan itu harus buru-buru pulang ke negaranya karena harus memperkuat tim nasional.
Kehilangan Baimatov jadi pukulan sendiri bagi Borneo FC. Pasalnya, dalam berbagai laga, Baitamov terbukti mampu menjadi bek sentral yang membuat lawan sulit menembus pertahanan Pesut Etam.
Untung, menjelang musim bergulir, Borneo FC menggaet Mamadou Al Hadji. Posisinya sama seperti Baitamov. Dia bisa dipasang di posisi bek sentral, berduet dengan Leonard Tupamahu.
2.Tak jauh beda dengan Baitamov
Di mata Pelatih Iwan Setiawan, kemampuan Al Hadji sejatinya tak jauh beda dengan Baitamov. Kenapa Al Hadji jarang dimainkan selama ini, karena selain muka baru, juga karena Iwan sudah cukup nyaman dengan Baitamov.
Kalaupun Al Hadji pernah melakukan blunder saat beruji coba lawan Mojokerto Putra, menurut Iwan, itu tak masalah. Pertandingan uji coba, sebutnya, tak bisa dijadikan gambaran sepenuhnya.
Duet Al Hadji dan Tupamahu akan memberikan keuntungan bagi Borneo FC. Dengan memasang Al Hadji, Borneo FC tak pusing dengan alokasi pemain asing. Sebab, pemain berdarah Kamerun tersebut sudah menjalani naturalisasi dan memiliki paspor Indonesia. Sedangkan Tupamahu adalah pemain belakang yang kenyang pengalaman.
3.Kenyang pengalaman
Dalam usia 31 tahun, Al Hadji juga pemain yang kenyang pengalaman. Dia sangat mengerti sepak bola Indonesia. Maklumlah, sudah sekitar 10 tahun berada di Indonesia. Pernah jadi pilar Semen Padang dan Barito Putera.
Musim ini, dia juga nyaris berkostum klub lain. Al Hadji pernah menjalani trial di Sriwijaya FC dan PSM Makassar, serta nyaris pula bergabung dengan Persija. Ketertarikan klub-klub tersebut merupakan bukti bahwa kemampuan pemain kelahiran Nanga Eboko, Mali, ini tak bisa dianggap remeh.
4.Paling kenal Sriwijaya FC
Di antara pemain-pemain Borneo FC, Al Hadji termasuk salah satu yang mengenal persis kekuatan Sriwijaya FC musim ini. Pasalnya, dia pernah menjalani trial bersama klub asal Palembang itu.
Pelatih Sriwijaya FC, Rahmad Darmawan, tak mengabaikan kemampuan Al Hadji. Hanya saja, ketika Sriwijaya FC belum menentukan sikap, Al Hadji kemudian terbang menuju PSM Makassar. Di sini pun dia menjalani trial sebelum akhirnya dicaplok Borneo FC.
Menjalani trial bersama Sriwijaya FC membuat Al Hadji tahu persis kekuatan Laskar Wong Kito. Ilmu tentang kekuatan pasukan Rahmad Darmawan ini didapatnya saat menjalani latihan bersama Sriwijaya FC.
5.Makna ganda kemenangan lawan Sriwijaya FC
Meskipun bukan pemain depan, Al Hadji berharap klubnya bisa memenangkan pertandingan lawan Sriwijaya FC. “Sekuat tenaga kami akan mempersembahkan poin dalam pertandingan nanti,” katanya.
Bagi Al Hadji, kemenangan atas Sriwijaya FC akan memiliki makna ganda. Di satu sisi, kemenangan pada laga perdana tentu akan menguatkan Borneo FC menghadapi laga-laga berikutnya. Di sisi lain, kemenangan juga akan memiliki makna personal bagi dirinya karena mampu mengalahkan klub yang dia anggap pernah mengabaikannya. (ing)
Discussion about this post