KALAMANTHANA, Sampit – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kotawaringin Timur, Jhon Krisli, menilai pembangunan di desa-desa belum mengalami peningkatan secara signifikan.
Padahal, selama empat tahun terakhir ini, tak sedikit dana yang digelontorkan ke desa-desa. Mulai dari dana Anggaran Pendapan dan Belanja Daerah (APBD) Kotawaringin Timur, dana desa (DD), maupun alokasi dana desa (ADD) yang bersumber dari pemerintah pusat.
Dengan nama mencapai miliaran rupiah untuk setidap desanya, ternyata belum terlihat jelasnya peningkatan pembangunan di suatu desa. “Saya belum melihat jelas peningkatan pembangunan di setiap desa di Kotim ini. Padahal masing- masing desa sudah memiliki anggaran yang cukup besar untuk membangun desanya masing-masing,” ujar politisi PDI Perjuangan ini di Sampit, Kamis (5/4/2018).
Dia meminta kepada seluruh kepala desa di Kotim supaya tidak membuat proyek yang aneh-aneh. Artinya, jangan membangun proyek dengan asas manfaat yang sama sekali tak dirasakan masyarakat karena itu hanya akan membuang anggaran secara sia-sia.
Dia kemudian memberi contoh, ada desa di Kotim setiap tahun yang dibuat sumur bor saja. “Macam proyek seribu sumur saja. Ini kan tidak wajar. Seharusnya, kades harus bisa memilih dan memilah yang mana yang priorotas maupun yang tidak,” tutur Jhon.
Ditambahkan Jhon, DPRD Kotim dalam waktu dekat ini akan duduk bersama dengan sejunlah kepala desa se-Kotim untuk membahas apa saja kendala mereka dalam hal mengelola anggaran desa sehingga pembangunan di tingkat desa mereka terkesan lamban, bahkan hampir tidak terlihat sama sekali.
“Kita tunggu saja. Tepatnya pada 16 April nanti kita akan dengar keluhan mereka dan mencari solusi bersama supaya dana desa atau pun anggaran dana desa ini tepat sasaran. Jangan ada lagi kepala desa yang terjerat kasus hukum karena salah dalam melalukan kebijakan ataupun melakukan tindak pidana kuropsi dan lainnya,” tegas Jhon. (zig)
Discussion about this post