KALAMANTHANA, Muara Teweh – Seiring intensitas hujan yang terus bertambah di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, kerusakan jalan di lokasi trans Desa Mampuak I dan Mampuak II (Pantung), Kecamatan Teweh Timur kian parah. Akibatnya harga jagung anjlok dan petani terus merugi.
Warga bernama Demon mengatakan, saat ini harga jual jagung hasil panen petani di Mampuak I dan II turun dari Rp2.500 per kg menjadi Rp1.800 per kg. Harga turun karena petani sulit mengangkut hasil panen jagung dan memilih menjual dengan harga murah. “Harus disimpan beberapa hari dulu, karena harus menunggu kondisi jalan membaik, baru petani bisa membawa hasil panen atau menjual di tempat. Itu pun harganya sudah turun,” ujarnya kepada KALAMANTHANA, Minggu (29/4) siang.
Bukan hanya petani, warga lain yang hendak berurusan ke ibukota kecamatan, Benangin maupun ke Muara Teweh harus mempersiapkan kendaraan dan barang bawaan secara lengkap karena kondisi jalan tidak bisa diprediksi. Setiap saat, mereka bisa saja bermalam di jalan. “Titik kerusakan dari Mampuak II ke Simpang Jalan HPH saja belasan jumlahnya. Begitu pula yang menuju Benangin,” katanya.
Saat bertemu Gubernur Kalteng Sugianto Sabran, 10 April lalu, Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Barut Sapto Nugroho telah memaparkan peningkatan infrastruktur di Kabupaten Barut masuk dalam APBD Kalteng 2019. Proyek itu mencakup peningkatan jalan dan lanjutan pekerjaan jembatan.
Seperti peningkatan Jalan Trans Km 52 – Km 55, peningkatan jalan Km 21 – Desa Nihan, peningkatan Jalan Poros Simpang Km 34 – Desa Gandring, peningkatan Jalan Simpang Thamrin – Trans Liju, peningkatan Jalan Trans Liju – Benangin V, peningkatan Jalan Pantung (Mampuak II) – Simpang Jalan HPH, peningkatan Jalan Simpang Trans Jamut – Jamut, peningkatan Jalan Km 52 – Simpang Trans 38, peningkatan jalan Malawaken – Lahei, dan penyelesaian jembatan rangka baja Lahei I – Lahei II.(mel)
Discussion about this post