KALAMANTHANA, Muara Teweh – Sungai Bengaris yang berada di tengah kota Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah kembali meluap, setelah hujan mengguyur ‘Kota Barito’ sejak Selasa malam hingga Rabu (2/5/2018) pagi.
Sungai Bengaris kerap banjir jika hujan turun, apalagi saat hujan dengan intensitas tinggi, karena terjadi penyempitan aliran sungai, alur sungai terhambat akibat tumpukan sampah, banyak rumah berdiri di atas bantaran sungai, dan proyek normalisasi sungai yang tidak berjalan secara baik dan benar.
Lokasi-lokasi langganan banjir Sungai Bengaris antara lain Jalan Ronggolawe, belakang kantor Bappeda, Jalan Pramuka, belakang kantor Setda Barut, Jalan Pendreh depan APMS, Jalan Ahmad Yani depan kantor Perikanan, dan Jalan Ahmad Yani depan warung nasi kuning.
Warga di beberapa lokasi tersebut selalu siaga, karena pada 24 April lalu Bengaris meluap juga pada saat subuh dan tercatat sebagai banjir terbesar sejak 2015. “Pukul 03.00 WIB, kami siaga dan memindahkan barang-barang berharga ke tempat yang aman, karena hujan turun sejak malam. Beruntung pagi sekitar pukul 06.30 WIB, banjir berangsur surut,” ujar Sisi warga Jalan Ronggolawe.
Pantauan lapangan, warga di Jalan Ronggolawe dan Jalan Pertiwi sejak pagi buta sibuk memindahkan sepeda motor dan mobil ke lokasi yang tidak terkena banjir, karena Bengaris meluap dan mulai masuk ke dalam pekarangan rumah. Warga khawatir barang-barang terendam banjir, karena pada saat itu, sekitar pukul 05.00 WIB, hujan masih terus mengguyur Muara Teweh.
Beberapa anggota DPRD Barut terutama Ketua Komisi III Tajeri sering menyorot dan mengeritik soal normalisasi dan penanganan Sungai Bengaris. Bahkan dalam rekomendasi terhadap LKPj Bupati Barut Tahun Anggaran 2017 yang ditujukan kepada Dinas PUPR, pada poin 12 tertera proyek program pengendalian banjir volume realisasi banyak yang tidak ada atau tidak jelas. (mel)
Discussion about this post