KALAMANTHANA, Palangka Raya – Mencengangkan! Dari studi terhadap kasus perceraian, ternyata hasilnya sangat mengejutkan. Pasalnya, perceraian terjadi tidak hanya karena sudah tidak ada kecocokan pasangan suami dan istri, tapi ada juga yang sudah direncanakan sebelum melakukan pernikahan.
“Sepertinya ada gaya hidup. Kalau semakin banyak melakukan kawin cerai maka semakin hebat. Hal-hal seperti itu harus kita seriusi. Makanya pendidikan pra nikah ataupun bimbingan perkawinan sangat penting,” kata Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin.
Hal tersebut diungkapkannya saat memberi arahan pada kegiatan peresmian gedung asrama haji, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka, gedung balai nikah dan manasik haji, Jumat (4/5/2018).
Menurutnya, sebagian generasi muda memiliki pemahaman yang berbeda dengan generasi terdahulu. Jika dulu pernikahan merupakan sesuatu yang sakral, tapi sekarang hanya dianggap seremoni belaka.
Tak salah, jika tidak hanya angka perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) semakin meningkat, tetapi juga nilai pernikahan mengalami erosi ataupun pemudaran.
Sebab, banyak yang memasuki jenjang pernikahan tanpa persiapan cukup. Di samping nyaris tidak adanya pendidikan khusus bagaimana menjadi orangtua, karena untuk menjadi orangtua tidaklah gampang. Apalagi guna menghadapi tantangan yang semakin komplek.
Untuk itulah, Kemenag sejak dua tahun sangat serius merancang program bimbingan pernikahan dan pendidikan pra nikah. Selain itu keberadaan Kantor Urusan Agama (KUA) tidak hanya sekedar tempat ijab kabul saja, tetapi juga sebagai bimbingan yang terencana dan terstruktur baik, sehingga generasi muda cukup siap ketika mau memasuki jenjang penikahan. (tva)
Discussion about this post