KALAMANTHANA, Palangka Raya – Momentum tahun politik hendaknya dapat disikapi secara bijak untuk menyampaikan informasi di media sosial. Bukan malah sebaliknya, justru dipergunakan untuk saling bermusuhan antar kontestan ataupun para pendukung.
“So what dengan tahun politik. Ini kita sambut dengan gembira. Kita cari hal-hal positif. Media sosialnya dapat kita gunakan sebagai silaturahmi, mencari pertemanan,”kata Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara
Hal tersebut disampaikannya, dalam kegiatan temu bloger dan media, dengan tema tahun politik bagaimana media harus bersikap, di Kafe Rolas Palangka Raya, Sabtu (12/05).
Menurut menteri yang akrab dipanggil Chief RA ini, keberadaan media sosial seperti facebook (FB), dapat juga dimanfaatkan untuk mencari berkah, menambah penghasilan. Bukan untuk mencari masalah.
Untuk itu ia kembali mengajak pengguna FB agar dapat menggunakannya secara bijak, sehingga berita hoax yang marak terjadi dilakukan media sosial ini, bisa dieliminir. Jadi, masyarakat harus mampu memilah-milah informasi atau berita yang beredar ke publik.
“Tahun politik ini, agar para penggiat bloger dan media turut serta memerangi penyebarluasan berita hoax. Begitu juga agar dari masing-masing tim pemenangan dapat menggunakan media sosial secara baik. Jangan menyebarluaskan informasi yang menyudutkan pasangan lainnya ataupun melakukan black campaign yang merugikan pasangan lainnya,”tegasnya.
Alangkah bijaknya, media sosial pada tahun politik ini, digunakan sebagai sarana penyebarluasan visi misi baik pasangan calon kepala daerah, calon legislatif dan calon presiden.
Sementara itu Dirjen Informasi Komunikasi Publik (IKP), Niken Widiastuti tak memungkiri, dengan adanya media sosial, terjadi perubahan di dalam masyarakat. Bahkan generasi saat ini, bisa dikatakan netiv untuk digital, yang mendapatkan informasi melalui media sosial.
Diungkapkannya, lebih separuh penduduk Indonesia, yakni 54,68 persen menggunakan internet, yang didominasi 49,52 persen berasal dari generasi now. Setiap hari ada 65 persen yang menggunakan internet. Menggunakan internet lebih dari 7 jam sebanyak 26,48 persen.
Bahkan yang mencengangkan, karena nomor hand phone (hp) yang beredar melebihi jumlah penduduk Indonesia, yakni sebanyak 415, 7 juta sedangkan penduduk Indonesia 265 juta. Dimana hp dan internet lebih banyak digunakan untuk sosial media sebesar 87,13 persen. Ternyata hanya digunakan untuk ceting. (tva)
Discussion about this post