KALAMANTHANA, Surabaya – Pelaku peledakan bom di gereja di Jalan Diponegoro, Surabaya, disebut-sebut sebagai tiga orang wanita. Besar kemungkinan mereka adalah janda-janda teroris.
Dalam kesaksiannya, seorang saksi mata, Pardyanto menyebutkan ketiga pelaku adalah wanita. “Pelaku tiga perempuan. Pakai rompi,” ujarnya di Surabaya, Minggu (13/5/2018).
Menurutnya, ketiga wanita itu saat itu berada di lokasi parkir. Ketiganya sempat didekati petugas satpam. Saat itulah, ledakan bom terjadi. “Satpam mengalami luka-luka,” katanya.
Pardiyanto menduga, tiga sosok yang terkapar merupakan pelaku bom bunuh diri.
Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Frans Barung Mangera belum memastikan jumlah korban. “Beri kami kesempatan untuk melakukan identifikasi. Kami akan sampaikan nanti,” ujarnya.
Jika pelaku adalah wanita, maka meurut dugaan pengamat terorisme Harits Abu Ulya, maka mereka kemungkinan mereka adalah janda-janda teroris. Terlebih, polisi dan saksi menyebut pelaku adalah wanita dan membawa anak-anak.
“Ini bukan hal baru. Kasus tahun lalu rencana bom panci calon pengantin adalah wanita. Di kelompok teror, para wanita juga ada beberapa yang siap menjadi ‘pengantin’,” kata Harits.
Menurut Harits, jika benar terbukti wanita, maka kemungkinan mereka adalah para janda dari terduga teroris yang tewas di tangan Densus.
“Atau istri dari para narapidana teroris, atau janda dari para anggota ISIS asal Indonesia yang tewas di Suriah, atau mereka yang gagal berangkat ke Suriah atau rekrutan baru,” kata Harits.
Selain itu, Harits mengatakan aksi ini terlihat terorganisir dengan baik. “Dilakukan melibatkan kelompok, banyak individu, dan telah direncanakan jauh hari. Pemilihan tempat yang semua sama yaitu gereja,” katanya.
Aksi bom bunuh diri itu, menurut Harits, sudah diplot jauh hari, cuma tinggal menunggu momentum saja. Secara psikis, bagi kelompok teror, momentum paska kerusuhan di Mako adalah momen tepat.
“Biasanya mereka paham, ketika ada korban dari pihak polisi maka dampaknya kelompok mereka yang masih di luar akan menjadi target pengkapan sampai dengan risiko kematian di tangan Densus,” katanya. (ik)
Discussion about this post