KALAMANTHANA, Muara Teweh – Pemerintah boleh saja mengklaim program bahan bakar minyak (BBM) satu harga sukses. Faktanya, harga BBM di Kabupaten Barito Utara masih liar dan sulit dikendalikan.
Ini fakta yang ironis mengingat Barito Utara di Kalimantan Tengah, bukanlah termasuk daerah pelosok atau kawasan perbatasan yang jadi sasaran penyamarataan harga BBM. Program BBM satu harga lebih ditujukan kepada wilayah pedalaman.
Memang benar, stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Barito Utara memberlakukan satu harga. Persoalannya, untuk mendapatkan BBM tersebut, perjuangan yang dilakukan warga sungguh beratnya. Mereka harus antre dalam waktu yang cukup lama dan sulit mendapatkannya.
Tak heran jika banyak warga yang memilih membeli BBM secara eceran. Harganya? Ini yang tidak satu karena ada disparitas harga antara SPBU dan pengecer di pinggir jalan.
Kini, warga banyak yang memilih membeli BBM jenis Pertamax di pengecer tak resmi dengan harga Rp12 ribu per liter. Di SPBU di Barito Utara, harga Pertamax tetap masih Rp9 ribu.
“Tolong pemerintah awasi masalah pendistribusian BBM karena masyarakat sulit membeli di SPBU,” kata seorang netizen bernama Hery Philipus.
Persoalan distribusi BBM yang kerap macet ini kemungkinan akan jadi salah satu bahasan pada rapat Pemkab Barito Utara dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) yang akan membahas masalah ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan, Kamis (17/5/2018).
Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Barut Langkap S Umar membenarkan, tentang rapat tertutup membahas masalah Ipoleksosbudhankam di daerah berjuluk Iya Mulik Bengkang Turan ini pada Kamis, besok. “Kita membahas berbagai masalah dan kebetulan pula bertepatan dengan memasuki bulan suci Ramadan. Pemerintah harus memastikan semua bidang kehidupan berjalan baik dan normal,” ujar pria yang juga masuk dalam organ Komunits Intelijen Daerah (Kominda) ini, Rabu (16/5/2018) siang.
Langkap, sapaan akrabnya, belum bisa memberikan detail apa saja yang akan dibicarakan dalam rapat tertutup itu. Tetapi dari bocoran yang diperoleh KALAMANTHANA, masalah krusial yang akan dibahas antara lain bidang ideologi menyangkut antisipasi terhadap ormas/yayasan yang ekstrim dan cenderung radikal, kerawanan pilkada, harga pangan, media sosial, termasuk persoalan BBM. (mel)
Discussion about this post