KALAMANTHANA, Muara Teweh – Kekalahan telak dalam pilkada Barito Utara 2018, jelas meninggalkan pekerjaan berat bagi PDI Perjuangan. Hanya setahun menjelang pelaksanaan pemilu presiden dan legislatif, gambaran suram bagi partai berlambang banteng mulut putih itu terlihat transparan, karena lumbung suara alias basis pemilih tradisionalnya habis diacak-acak lawan.
Sekadar diketahui, PDI Perjuangan merupakan pemenang pemilu legislatif 2014 dengan meraih enam kursi. Sumber kursinya dua dari daerah pemilihan I, Kecamatan Teweh Tengah, dua dari daerah pemilihan II Kecamatan Lahei, Lahei Barat, Teweh Timur, dan Gunung Purei, satu kursi dari dapil III Kecamatan Gunung Timang dan Montallat, dan satu kursi daro dapil IV Kecamatan Teweh Baru dan Teweh Selatan.
Jika berkaca dari hasil pilkada Barut 2018, tidak menutup kemungkinan perolehan kursi PDI Perjuangan bisa tersisa empat atau bahkan turun menjadi tiga. Kalau sampai terjadi, ini merupakan preseden buruk bagi PDIP.
Secara tradisional dapat dipetakan basis kekuatan PDI Perjuangan berada di Kecamatan Lahei Barat, Lahei, empat desa trans di Kecamatan Teweh Timur, beberapa desa di Kecamatan Teweh Baru, dan Teweh Selatan.
Dalam pilkada Barut 2018, semua daerah tersebut mengalami kekalahan telak. Di Lahei Barat paslon PDI Perjuangan, Taufik Nugraha-Ompie Herby mengantongi suara 1.113 suara, sedangkan Nadalsyah-Sugianto 2.519. Begitu pula di Teweh Selatan paslon nomor dua mendapatkan 1.793, sedangkan lawannya unggul dengan 3.479 suara. (mel)
Discussion about this post