KALAMANTHANA, Jakarta – Hasil survei Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tentang Pemilu Presiden 2019 mengungkap banyak fakta unik. Mungkinkah Joko Widodo menjadi calon wakil presiden bagi Prabowo Subianto?
Secara politis tentu sangat sulit, bahkan nyaris mustahil. Sama sangat berat dan hampir mustahilnya Prabowo jadi calon wakil presiden bagi Jokowi.
Tapi, faktanya, dari 2.100 responden yang disurvei LIPI sepanjang 26 April sampai 9 Mei 2018 di seluruh provinsi, sedikitnya ada 2,5 persen yang menginginkan Jokowi jadi cawapres Prabowo.
“Nama Jokowi pun muncul sebagai pilihan cawapres Prabowo. Namun, angkanya hanya 2,5 persen,” ujar peneliti LIPI, Wawan Ichwanuddin, saat memaparkan survei “Partisipasi Politi, Kepemimpinan Nasional, dan Masa Depan Demokrasi” di Jakarta, Kamis (19/7/2018).
Jokowi, begitu survei tersebut, bukan kandidat terkuat cawapres Prabowo. Yang paling diinginkan publik adalah Anies Baswedan. Dia dipilih 23,1 persen responden untuk mendampingi Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu. Setelah itu, baru menyusul Gatot Nurmantyo (20 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (15,7 persen) dan Tuan Guru Bajang Zainul Majdi (5,9 persen), serta Wiranto (3,8 persen).
Sebaliknya, tak sedikit pula responden yang kepincut Prabowo jadi cawapres bagi Jokowi. Dari hasil survei tersebut, jumlahnya mencappai 12,7 persen.
“Pertanyaan terbuka terkait dengan cawapres, sebanyak 12,7 persen responden menginginkan cawapres Jokowi adalah Prabowo,” kata Wawan.
Bedanya, Prabowo jadi pilihan paling banyak sebagai cawapres Jokowi di mata responden. Nama-nama lain yang dinilai layak mendampingi Jokowi adalah Anies Baswedan dengan persentase 11 persen, Gatot Nurmantyo 10,2 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 8,1 persen, dan Jusuf Kalla 7,2 persen.
Sementara itu, tokoh-tokoh yang dinilai dekat dengan kalangan santri, seperti Muhaimin Iskandar dan Mahfud MD, hanya memperoleh 4,7 persen dan 3,3 persen. (ik)
Discussion about this post