KALAMANTHANA, Sampit – Terpentalnya nama Jhon Krisli dari daftar bakal calon anggota legislatif DPRD Kotawaringin Timur memunculkan kesal mendalam di kalangan simpatisannya. Curiga-mencurigai pun muncul. Benarkah ada oknum DPC PDI Perjuangan Kotim yang bermain? Siapa pula Rudy yang justru masuk daftar bacaleg?
Kecurigaan adanya oknum-oknum yang bermain di internal partai di DPC PDIP mencuat lewat pernyataan Jhon Krisli saat menenangkan simpatisannya yang melakukan aksi demo, Kamis (2/8).
“Saya memang mencurigai ada oknum di internal partai, di DPC ini, yang bermain curang. Lucu, nama saya yang awalnya sudah masuk melalui pendaftaran online, tiba-tiba rekom keluar kepada orang lain,” ujar Jhon Krisli saat itu.
Jhon yang juga Ketua DPRD Kotim itu menyebutkan orang lain yang mendapatkan rekomendasi partai itu justru bukan kader PDIP, melainkan hanya orang biasa. “Bahkan keanggotaannya di partai pun baru-baru saja dibuat. Inilah hal yang janggal. Partai harus berhati-hati. Saat ini PDIP tengah disusupi oknum yang tidak bertanggung jawab,” tegas Jhon saat itu.
Dikonfirmasi, Ketua DPC PDIP Kotim, Rimbun, mengaku rekomendasi yang semestinya diterbitkan untuk Jhon Krisli itu, sudah berganti dengan orang lain. Siapa orang itu? Rimbun pun mengaku tidak kenal. Dia menyebutkan orang tersebut bukanlah kader partai.
Dia kemudian menyebut nama Rudy yang menggantikan Jhon Krisli. “Rudy itu siapa? Kader juga bukan. Bertemu saya tidak pernah. Saya tidak kenal. KTA-nya saja, setelah saya cek, baru beberapa hari ini saja dicetak. Partai harus jeli melihat persoalan ini,” ujar Rimbun yang juga kakak kandung Jhon Krisli.
Seperti diketahui, ratusan massa pendukung dari sejumlah kecamatan di Kotim mengancam kembali akan mendatangi kantor DPC PDI Perjuangan jika dalam waktu tujuh hari pihak DPC dan DPP tidak meberikan kepastian yang jelas terkait pencalonan Jhon Krisli.
Mereka menilai aturan partai terkesan hanya untuk menzolimi Jhon Krisli dan untuk kepentingan oknum untuk menjatuhkan Jhon Krisli. “Saya tegaskan jika dalam waktu tujuh hari DPC PDI Perjaungan ataupun DPP tidak bisa menjelaskan ke kami, maka kami tidak akan memjamin entah langkah apa yang akan kami lakukan. Sebab Jhon Krisli adalah tokoh Dayak yang kami percaya mewakili kami untuk memperjuangankan hak-hak kami selama ini,” ujar Andreas, salah satu perwakilan dari Kecamatan Telawang di Sampit, Kamis (2/8).
Usai melepaskan bandera PDIP serta melepaskan plang kantor DPC, massa simpatisan Jhon pun ahirnya reda setalah kehadiran Jhon Krisli ke kantor DPC PDIP. “Saya sangat prihatin dan memberikan penghargaan sebesar-besarnya kepada massa yang datang menyampaikan aspirasinya hari ini. Saya harap nantinya mereka bisa menerima segala keputusan partai,” ujar Jhon.
Dia juga mengatakan tidak akan pindah ke paratai lain apapun nanti keputusan partai dan akan tetap legowo. Hanya saja SK 25 A itu jika benar-benar ingin diterapkan jangan hanya kepada dirinya saja, melainkan ke seluruh Indonesia. Sebab, saat ini di Kalimantan Tengah banyak yang sudah tiga periode bahkan lebih namun masih bisa mencaleg di pileg mendatang. (zig)
Discussion about this post