KALAMANTHANA, Palangka Raya – Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, pada tahun ini Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)/Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) menetapkan Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah, sebagai salah satu wilayah di Indonesia yang menjadi program pencegahan stunting.
“Inikan dasarnya dilihat tahun 2013. Mungkin ada dua kemungkinan, bisa sekarang kasusnya sudah turun yang mungkin dulu 100 kasus sekarang bisa dibawah 100 atau mungkin malah bisa bertambah atau kemungkinan lain kasus itu beralih di wilayah yang lain,”kata Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN Evi Ratnawati, di Palangka Raya, Rabu (15/8).
Hal tersebut disampaikannya saat memberikan pemaparan tentang peran BKKBN dalam rangka pencegahan stunting dalam acara pelaksanaan program prioritas masional tentang kegiatan promosi dan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) 1000 hari pertama kehidupan (HPK).
Sedangkan untuk 2019, pemerintah juga sudah menetapkan selain Kabupaten Barito Timur, juga Kapuas sebagai program pencegahan stunting.
Namun yang patut dipahami di sini, bahwa anak stunting itu tidak hanya berasal dari keluarga tidak mampu. Hal ini ditemuinya di salah satu program pencegahan stunting. Pasalnya ada anak stunting, ternyata kedua orangtuanya berprofesi sebagai dokter.
“Setelah diteliti, karena pengasuhan 100 persen dipercayakan kepada pengasuhnya. Jadi penyebab stunting itu banyak tidak hanya masalah gizi saja,”ujarnya.
Untuk itu salah satu upaya yang bisa dilakukan dengan menyiapkan generasi penerus yang lebih berkualitas. Ini sangat penting sekali dilakukan. Apalagi masih belum berimbang antara jumlah penduduk dengan kualitas.penduduk.
Selain itu dapat juga dengan melakukan revolusi karakter bangsa. Dengan harapan, agar generasi mendatang yang tidak hanya sekedar cerdas tetapi berkarakter.
Dijelaskannya, melalui siklus hidup 1000 hari pertama kehidupan bukan 1000 hari pertama kelahiran. Pada 1000 kehidupan merupakan satu peluang karena di periode 1000 ini adalah periode kritis pertumbuhan dan perkembangan tubuh serta organ tubuh, yang banyak sekali terjadi dengan tingkat kecerdasannya karena perkembangan sel-sel otak.
Kemudian perubahan yang terjadi 1000 hari pertama kehidupan ini bersifat permanen. Ini berarti apabila sudah lebih dari 1000 hari pertama kehidupan ini, perkembangan sel otaknya makin lambat.
Gizi yang baik pada periode ini akan menghasilkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Jika 1000 hari pertama kehidupan ini tidak diperhatikan, termasuk tingkat kecerdasan dan risiko terjadinya penyakit tidak menular ini akan lebih tinggi. (tva)
Discussion about this post