KALAMANTHANA, Jakarta – Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, sudah resmi jadi “warga Dayak”. Namanya –atau tepatnya gelarnya—Dau Mening. Lalu, bagaimana perasaan wanita perkasa di Kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla ini?
Dau Mening atau Matahari yang Cerah adalah gelar bagi Susi setelah dinobatkan sebagai warga kehormatan Dayak. Yang memberikannya adalah masyarakat adat Suku Dayak Kenyah, Kerukunan Tebengang Lung, Kalimantan Timur.
Sepertinya, ada dua pasal yang membuat Susi diberi gelar sekaligus warga kehormatan itu. Selain posisinya sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, yang lebih penting lagi adalah Susi berperan menghubungkan daerah-daerah terpencil di Kalimantan. Susi Air, maskapai penerbangan yang dia dirikan, adalah salah satu yang banyak melayani penerbangan di wilayah Kalimantan.
Susi, tentu saja, berterima kasih atas penganugerahan gelar terhormat itu. “Ini kehormatan yang luar biasa. Semoga saya terus diberi kesempatan, diberi kekuatan untuk bisa terus membantu dengan penerbangan atau apapun yang bisa saya sumbangkan untuk membantu masyarakat di wilayah Kalimantan Timur,” kata Susi, Sabtu (25/8/2018).
Gelar kehormatan tersebut diberikan saat Menteri Susi diundang membuka acara kerukunan keluarga besar Pumung Bangen nang Pekenu (Pesta Kegembiraan dan Ramah Tamah) Tebengang Lung 2018, Kamis (23/8).
Ketua Dewan Adat Dayak Kalimantan Utara, Marthin Billa, mengatakan gelar kehormatan tersebut diberikan kepada Menteri Susi karena dinilai berjasa besar terhadap masyarakat pedalaman dan perbatasan, khususnya warga Dayak.
Menurut Marthin, sejak 2006 Menteri Susi sudah menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat setempat dengan membantu penyediaan transportasi udara yang memudahkan aktivitas masyarakat.
“Saat masyarakat sulit dengan transportasi udara untuk (pengangkutan) sembako dan perjalanan orang ke kota untuk pendidikan dan kegiatan ekonomi, maka di situlah Ibu Susi memberikan perhatian yang besar sejak 2006 sampai dengan sekarang,” ungkap Marthin.
Marthin menjelaskan, gelar Matahari diberikan kepada orang yang dianggap telah membawa berkah kepada kehidupan manusia. Sedangkan Cerah melambangkan kebersihan dan kejernihan hati dalam membangun masyarakat.
Selain itu, ia berpendapat Menteri Susi pantas menerima gelar kehormatan tersebut karena kepedulian dan kecintaannya terhadap masyarakat Dayak.
Salah satunya ditunjukkan dengan pilihan Menteri Susi untuk menggunakan pakaian Adat Dayak pada acara peringatan ulang tahun ke-72 Republik Indonesia tahun 2017 lalu di istana negara. Menteri Susi dinilai telah menghormati dan mempromosikan pakaian adat Dayak di skala nasional maupun internasional.
Menteri Susi dalam kesempatan itu juga menuturkan awal mula penerbangan Susi Air dirintis di Kaltim. Menurutnya, awalnya Susi Air hanya membantu mengisi kekosongan penerbangan di Samarinda dan Nunukan saat terjadi kerusuhan di bandara.
Setelah bekerja sama dengan Pemda setempat, mulailah Susi Air merintis penerbangan di wilayah Kaltim bahkan hingga wilayah pedalaman dan perbatasan yang sulit dijangkau.
Selain itu, Kabupaten Berau di Kaltim, tepatnya Pantai Maratua juga menjadi lokasi pertama Menteri Susi mengumpulkan sekitar 690 nelayan Suku Bajo yang bukan asli Indonesia melainkan berasal dari Malaysia, yang dinilai telah menguasai beberapa pulau di Kabupaten Berau dengan sekitar 185 kapal kecil milik mereka.
“Dengan kerja sama beberapa instansi kita dorong mereka kembali ke Malaysia karena dorongan masyarakat Berau. Masyarakat mengeluh tidak bisa menangkap ikan lagi karena orang-orang ini yang menangkap ikan di sekitar pulau. Mereka menangkap penyu, lumba-lumba, hiu, dan sebagainya,” ungkap Menteri Susi.
Berbagai pengalaman di Kaltim ini menurut Menteri Susi telah membuatnya memiliki kedekatan tersendiri dengan provinsi ini. Selain itu, Menteri Susi yakin banyak masyarakat Kaltim yang telah merasakan manfaat-manfaat dari kebijakan KKP selama ini yang dinilainya menguntungkan nelayan kecil. (ik)
Discussion about this post