KALAMANTHANA, Muara Teweh – Pemkab Barito Utara, Kalimantan Tengah, meminta umat Kristen yang ada di daerah ini ikut menjaga ketenteraman hidup beragama, karena adanya fanatisme khususnya sebagai umat beragama menjadi tantangan yang semakin berat di masa depan.
Bupati Barito Utara Nadalsyah mengungkapkan hal ini, ketika membuka kegiatan rapat kerja Badan Musyawarah Antar Gereja Lembaga Keagamaan Kristen Indonesia (BAMAG-LKKI) Barut di Muara Teweh, Selasa (30/8/2018). Kegiatan ini diikuti oleh gereja-gereja Kristen di Kabupaten Barut.
Ia menambahkan, jika menyaksikan semarak dan semangat kehidupan beragama di tengah masyarakat saat ini, di satu sisi menjadi sebuah kebanggaan atas keberhasilan pembangunan bidang agama, tetapi di sisi lain kita juga menyaksikan munculnya sikap fanatisme berlebihan karena kurangnya pemahaman dan penghayatan terhadap nilai-nilai hakiki agama. Ini bisa menimbulkan keresahan bahkan tindakan destruktif.
“Saya berharap peran serta para tokoh agama dan tokoh masyarakat termasuk para pimpinan gereja untuk selalu berupaya meningkatkan spiritualitas dan wawasan umat, agar tidak mudah terpengaruh oleh sikap dan pengaruh negatif disekitar kehidupan mereka,” ujar Bupati Barut dalam sambutan yang dibacakan oleh Kepala Dinas Dukcapil Barut Ledianto.
Ia menambahkan, Tantangan kehidupan ke depan sebagai satu bangsa, khususnya umat beragama di Indonesia diprediksikan akan semakin berat dan sulit, karena adanya dampak negatif globalisasi, kemajuan ilmu dan teknologi, serta perubahan sikap dan gaya hidup masyarakat.
Berangkat dari prediksi tersebut, Bupati Barut sangat mengharapkan terbinanya hubunngan kemitraan yang sinergis dengan seluruh lembaga keagamaan, khususnya dengan BAMAG LKK Indonesia Barut, sehingga dapat lebih meningkatkan peran dan fungsinya menyejahterakan kehidupan masyarakat sebagai wujud ibadah kepada Tuhan dan pengabdian kepada bangsa, negara, dan masyarakat.
Ketua Panitia Raker BAMAG-LKI Barut Pdt Geringsing Yosua mengatakan, kontribusi Pemkab Barut terhadap kehidupan umat beragama sangat besar dan nyata, sehingga tercipta sinergitas dan toleransi gereja dan pemerintah maupun dengan umat agama lain. ”Kami mengharapkan melalui kegiatan ini dapat menjadikan Barut sebagai sebuah rumah betang yang menjadi tempat tinggal dan hdup kita bersama,” katanya.
Adapun Ketua Umum LKKI Pusat Agus Susanto menyebutkan, LKKI terus melakukan proses penguatan umat Kristen maupun dengan umat beragama lainnya, sehingga menjada sebuuah proses transnasional bukan lagi proses lokal demi menjadikan sebuah proeksistensi agama yang membumi yang bisa mebawa kesejahteraan dan kebahagiaan kepada umat di Indonesia.(mel)
Discussion about this post