KALAMANTHANA, Pulang Pisau – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Wilayah Kabupaten Pulang Pisau hingga saat ini masih belum juga padam. Kondisi terparah terjadi di Kecamatan Jabiren Raya, tepatnya di Desa Tanjung Taruna dengan luas yang dilahap api mencapai 20 hektare.
Bahkan pihak-pihak personil Tim Gabungan baik dari BPBD Pulpis, Tagana, Manggala Agni, TNI dan Polri, Kecamatan serta masyarakat setempat tengah berupaya memadamkan kobaran api yang mulai merambah ke area lahan gambut.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daeraha (BPBD) Pulang Pisau Salahudin, Rabu (5/9/2018) mengatakan saat ini pihaknya bersama Tim Gabungan tengah melaksanakan operasi darat di desa Tanjung Taruna. Ia pun mengakui bahwa kondisi api sudah memasuki area lahan gambut.
“Karena api ini sudah memasuki area gambut, maka kita harus berupaya ekstra. Sebab kita padamkan sore begini, dan besok ketika angin mulai agak sedikit kencang, maka api itu akan tumbuh lagi,” kata Salahudin menjelaskan.
Selain di Kecamatan Jabiren Raya, titik api yang cukup besar juga ada di Kecamatan Kahayan Kuala dan Kecamatan Pandih Batu, namun sudah bisa ditanggulangi. Kini pihaknya cukup fokus di satu titik itu.
“Di satu titik itu saja, namun areanya sudah cukup meluas karena itu daerah gambut, mencapai 20 hektare area yang terbakar,” ucapnya.
Menurut Salahudin, kobaran api mulai hari ini sudah menjalar ke beberapa lahan gambut tipis. Pihaknya pun mengantisipasi dampak itu akan meluas dan api sulit untuk dipadamkan.
Untuk mengantisipasi meluasnya lahan gambut yang terbakar, upaya yang dilakukan pihaknya sampai hari ini melakukan water bombing dan operasi darat untuk memadamkan api di area itu.
“Kita sudah mendapatkan bantuan water bombing. Mudahan-mudahan kita dapat mengatasi penyebaran api tersebut,” ungkapnya.
Di tempat terpisah, Plt Sekda Pulang Pisau Saripudin meminta agar pihak BPBD Pulang Pisau bersama Tim Gabungan untuk terus melakukan pemantauan dan pemadaman api, khususnya di Desa Tanjung Taruna.
“Hhari ini kita meminta piak BPBD untuk terus melakukan pemadaman dan kita pun mengetahui kondisi alam ini susah ditebak. Tetapi, kita terus meminta agar seluruh tim untuk terus standby di pos lapangan masing-masing,” tegas Saripudin. (app)
Discussion about this post